Grup Telekomunikasi Asal Prancis Akuisisi Time Warner Cable  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Minggu, 24 Mei 2015 10:18 WIB

Christina Perri. Casey Rodgers/Invision for Time Warner Cable/AP

TEMPO.CO, Jakarta - Grup telekomunikasi asal Prancis, Altice SA, tengah mengajukan peningkatan pagu utang untuk membeli Time Warner Cable Inc, operator televisi kabel terbesar kedua di Amerika Serikat.

Perseroan mengajukan proposal untuk meminta dukungan paket dana akuisisi. Meski demikian, paket pinjaman itu belum ditentukan, dan sejauh ini belum ada kepastian berapa nilai penawaran yang akan diajukan Altice kepada Time Warner.

Menurut sumber Reuters, yang dilansir pada Sabtu, 23 Mei 2015, upaya tersebut sangat penting bagi Altice untuk memenangi persaingan mengakuisisi Time Warner. Pasalnya kini, Altice bersaing dengan Charter Communications Inc setelah penawaran dari Comcast Corp senilai US$ 45,2 miliar gagal.

Upaya akuisisi Comcast Corp atas Time Warner karena terhalang kebijakan otoritas Amerika Serikat.‎ Altice dikabarkan tengah berdiskusi dengan sederet bank raksasa, seperti JPMorgan Chase & Co, Nomura Co Ltd, BNP Paribas SA, Societe Generale, Barclays Plc, dan Royal‎ Bank of Canada.

Seorang sumber menuturkan pembiayaan tersebut bisa berupa surat utang berimbal hasil tinggi dalam denominasi dolar dan pinjaman tunai dalam dolar AS.

Sementara itu, pemegang saham mayoritas Altice, Patrick Drahi, dikabarkan bertemu dengan Direktur Eksekutif Time Warner Robert Marcus di New York pada Rabu pekan lalu. ‎Namun kedua perusahaan enggan berkomentar. Begitu pula dengan perwakilan sejumlah bank yang dilibatkan dalam upaya akuisisi tersebut.

‎Sebelumnya, awal pekan lalu, Altice telah meneken kesepakatan pembelian perusahaan televisi kabel regional asal AS, Suddenlink Communications, senilai US$ 9,1 miliar. Akuisisi tersebut sekaligus menandai aksi korporasi pertama perseroan di Benua Amerika.

Secara total, dalam 18 bulan terakhir, Altice menggelontorkan 36 miliar euro atau sekitar US$ 40 miliar untuk serangkaian akuisisi. Para analis utang menilai perseroan harus sangat berhati-hati dalam mengelola keuangannya. Bahkan lembaga pemeringkat Moody's pun tengah mengkaji prospek penurunan peringkat Altice setelah pembelian Suddenlink.

‎"Altice mungkin perlu menjual sahamnya jika ingin melakukan aksi korporasi besar dalam 12 bulan ke depan," ujar analis dari Moody's, Osant Jaeger.

BISNIS



Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

11 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

12 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya