Genjot Pertumbuhan, Jokowi Minta Penyerapan Anggaran Dikebut

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 20 Mei 2015 01:29 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri BUMN, Rini M. Soemarno, Menko Perekonomian, Sofyan Djalil , dan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel saat blusukan ke gudang Badan Urusan Logistik di Kelapa Gading, Jakarta, 25 Februari 2015. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk mempercepat penyerapan anggaran belanja pemerintah. Penyerapan itu terutama bagi kementerian-lembaga yang kinerjanya melambat hingga pertengahan Mei 2015. "Memang ada yang masih kecil penyerapannya di bawah tahun lalu. Itu yang oleh Presiden disuruh dipercepat," katanya seusai mengikuti rapat terbatas di Jakarta, Selasa, 19 Mei 2015.

Sofyan menjelaskan, meskipun ada perlambatan telah terlihat ada realisasi yang lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu. "Ini artinya sudah terkejar, karena (realisasi) lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Nanti trennya terus meningkat, karena sudah mulai ada pembayaran uang muka, uang pelaksanaan, pembayaran termin dan pembayaran akhir," ujarnya.

Sofyan juga mengklaim tidak ada lagi masalah dalam proses pengadaan barang dan jasa. Sehingga penyerapan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur bisa lebih maksimal mulai pertengahan hingga akhir tahun. "Tidak jadi masalah lagi, karena penyerapan sudah lebih tinggi dari tahun lalu dan semua berjalan baik. Artinya upaya mengejar ketertinggalan itu berhasil. Penyerapan memang terlambat karena ada APBN-P tapi sekarang mulai terkejar," ungkapnya.

Presiden Joko Widodo sebelum memulai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden berharap semakin meningkatnya serapan anggaran akan memicu laju pertumbuhan ekonomi. Presiden mengaku sedikit lega karena tingkat serapan anggaran hingga pertengahan Mei 2015 sudah lebih besar, apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Kalau dibandingkan 2014 sudah di atasnya dan semoga ini nanti bisa memicu pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua dan berikutnya," katanya.

Presiden berpesan kepada kementerian yang masih rendah serapan anggarannya untuk berkonsentrasi melaksanakan program agar anggaran terserap. "Untuk kementerian-kementerian yang masih kecil serapannya diharapkan betul-betul konsentrasi karena saya rasa satu atau dua yang belum menyelesaikan keadaan ataupun mengisi maka segera diselesaikan, sehingga serapan anggaran kita betul-betul bisa dilakukan sehingga memacu ekonomi agar lebih baik lagi," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

6 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

7 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

7 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya