TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia TBk Sigit Pramono menyatakan penarikan besar-besaran (redemption) reksa dana oleh para investornya di berbagai perusahaan menajemen investasi, disinyalir akibat dari adanya permainan dari bank-bank asing. "Redemption itu disinyalir karena adanya permainan bank-bank asing yang menaikkan bunganya hingga 16 persen,"kata Sigit. Karena bank asing menaikkan bunganya, investor menarik investasinya di reksa dana dan memasukkannya pada bank asing. Menurut Sigit, informasi tersebut diperolehnya setelah berbicara dengan Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana. Penarikan reksa dana oleh masyarakat dinilai Sigit sebagai suatu hal yang terlalu dipaksakan. "Redemption ini juga menyebabkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) menjadi turun,"katanya.Sigit mengakui bahwa agen penjual reksa dana kelolaan BNI Securities telah memberi informasi yang salah kepada nasabahnya. "Karyawan kami bilang ini sama dengan deposito. Ini aman. Ini yang kurang edukasinya,"kata Sigit. Namun, pemasaran produk reksa dana yang keliru ini bukan hanya terjadi di BNI, tetapi juga di bank lain. Sigit meminta nasabah tidak panik karena BNI masih punya kemampuan untuk membeli obligasi BNI Sekkuritas. Selain itu, BNI juga berencana akan menjelaskan dan mencarikan jalan keluar. "Karena kalau makin banyak yang me-redemp, maka semakin terpuruk,"ujar Sigit.Tito Sianipar dan Astri Wahyuni