Menteri ESDM, Sudirman Said, terlihat membawa ponselnya usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 8 April 2015. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan Indonesia butuh Rp 2.000 triliun untuk membangun energi terbarukan 20 tahun mendatang.
"Indonesia kaya sumber daya alam 20 tahun lalu, tapi 20 tahun ke depan Indonesia butuh Rp 2.000 triliun untuk membangun energi diperbaharukan agar kebutuhan energi masyarakat bisa dipenuhi," kata Sudirman Said saat meresmikan pemakaian city gas di Jambi, Sabtu.
Dia menjelaskan energi terbarukan mencakup hidro, geothermal, tenaga surya, dan lainnya. Untuk itu Indonesia jangan tergantung dengan cadangan fosil yang ada, tapi juga harus memanfaatkan energi terbarukan.
"Cadangan gas Indonesia saja hanya 0,2 persen dari jumlah cadangan dunia, minyak sudah impor, dan gas kita juga bakal impor. Jadi jangan tergantung fosil yang ada, tapi bagaimana memanfaatkan energi terbarukan itu," katanya menjelaskan.
Saat meresmikan pemakaian gas alam di Jambi, Menteri Sudirman juga mengatakan bahwa program city gas bertujuan untuk menghilangkan pemakaian elpiji dan minyak tanah sebagai energi karena harga kedua jenis itu semakin mahal.
"Jangka panjang, gas tabung akan dihapuskan untuk di perkotaan. Namun di desa akan dihapu secara bertahap seiring pembangunan energi terbarukan itu. Artinya subsidi yang besar akan jauh lebih hemat," kata Sudirman.
Khusus di Jambi sendiri dalam pengurangan pemakaian gas elpiji, Sudirman mengatakan bahwa target pemasangan gas alam ke rumah-rumah sebanyak 4.000 unit, tapi baru bisa disalurkan ke 300 rumah.
Namun di bulan Agustus tahun ini secara bertahap city gas yang merupakan program Kementerian ESDM ini harus sudah tersalurkan ke 4.000 rumah.
"Ini proyek yang didanai dari APBN untuk mengalihkan pemakaian gas elpiji dan minyak tanah. Gas alam ini lebih murah dari energi lain itu. Mudah-mudahan secara bertahap 4.000 rumah di Jambi ini bisa teraliri gas alam itu," kata Sudirman.
Menteri juga menjelaskan target secara nasional pemakaian gas alam, yakni 7,9 juta rumah. Sampai tahun 2014 kemarin memang baru 90.000 rumah yang sudah menikmati gas alam ini.
Sudirman Said mengatakan bahwa gas alam merupakan energi yang bakal digunakan seluruh masyarakat Indonesia sebab gas alam sebagai pengganti minyak tanah dan elpiji harganya semakin mahal.
"Tidak ada masyarakat yang tidak membutuhkan energi. Saya yakin dengan gas alam ini industri kecil akan tumbuh dan semakin kencang karena harganya yang murah," kata Sudirman.
Dia mengatakan dengan pemakaian gas alam, penghematan yang dihasilkan masyarakat dari elpiji tiga kilogram bisa sebesar Rp 40 ribu setiap bulan.