TEMPO Interaktif, Jakarta:Meningkatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah membuat pameran perumahan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre sepi peminat. Hingga beberapa jam menjelang penutupan, suasana antar stand tampak lengang. Pramuniaga dan tenaga promosi yang rata-rata berasal dari pengembang kelas menengah ke atas pun lebih banyak mematung daripada melayani pengunjung. Kenyataan sepinya pameran ini diakui staf pemasaran di stand-stand pameran yang berlangsung 20-28 Agustus ini. "Jumlah penjualan jauh di bawah target,"kata Marketing Executive Damai Putra Group, Yosia Mulyoto Subroto. Menurut Yosia, dalam pameran kali ini, pengembangnya hanya mampu melakukan transaksi sebanyak 15 unit rumah di kawasan Pulogebang dan Bekasi. "Pada pameran di tempat yang sama awal tahun ini, kami bisa menjual 20 rumah,"katanya. Mulai bulan depan harga rumah akan melonjak sekitar 5 persen. "Penyebabnya macam-macam. Mulai meningkatnya nilai tukar, sampai naiknya harga material,"kata Yosia.Wieke Widyatmoko dari bidang pemasaran Ambassador Gading Serpong mengakui penurunan itu. "Animo masyarakat untuk membeli, masih ada, meski memang mengalami penurunan berarti,"ujarnya. Wieke menyatakan, wajar-wajar saja bila naiknya kurs dolar, yang kemudian diikuti kenaikan suku bunga bank, kemudian diikuti turunnya investasi di bidang properti. "Kami memang tak memiliki ekspektasi tinggi pada pameran kali ini,"katanya.Pada pameran yang diikuti 28 pengembang ini hanya ramai pada Sabtu-Minggu pertama dan saat penutupan. "Senin sampai Jumat sepi pengunjung,"katanya. Helmi, panitia pelaksana dari Rumah Promosi Indonesia tak memungkiri kenyataan ini. "Pameran Januari lalu lebih ramai," katanya. Helmi pun memasang alasan bahwa para konsumen masih banyak berpikir sebelum menentukan.Jojo Raharjo