Soal Draft Peraturan, Ini Beda Gaya Jokowi, SBY, dan Megawati  

Reporter

Selasa, 7 April 2015 04:58 WIB

Yusril Ihza Mahendra (kanan) ditemani istri Rika Mahendra (kiri) saat peresmian kantor barunya di Jakarta, Rabu (4/12). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Jakarta:Bekas Menteri Sekretaris Negara, Yusril Ihza Mahendra membeberkan perbedaan cara mengesahkan peraturan semasa mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Yusril, perbedaan gaya ini bisa dijadikan tips oleh Presiden Joko Widodo sebelum membuat peraturan.

"Saya sudah melihat cara masing-masing presiden dalam membaca, utamanya soal peraturan," ujar Yusril saat dihubungi, Senin, 6 April 2015.

Presiden SBY, kata Yusril, selalu membaca draft aturan dengan detail sebelum mengesahkannya. Yusril yang saat itu menjadi Mensesneg selalu membawa memorandum atau ringkasan draft sebanyak satu halaman, dan lampiran draf aturan asli.

Nantinya, jika ada yang tidak dimengerti, SBY langsung bertanya kepada Yusril. Biasanya, waktu pengajuan draft oleh Yusril adalah siang hingga sore pukul 16.00.

Setelah mengajukan draft, Yusril menunggu di Istana jika sewaktu-waktu SBY ingin bertanya. "Saya biasanya stand by di Istana sampai pukul 22, jika tidak ada pertanyaan, berarti Presiden sudah mengerti dan saya bisa pulang."

Sementara itu, Yusril mengatakan Presiden Megawati tidak jarang terlambat mengesahkan aturan. Saat itu, di kabinet Yusril menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM.

Biasanya Yusril selalu 'memburu' jawaban Megawati ketika akan mengesahkan undang-undang. Maklum, ada batas waktu 60 hari pengesahan UU oleh Presiden. Lewat dari batas itu, disahkan atau tidak, secara resmi UU dianggap sudah berlaku. "Waktu itu Mensesneg sering lapor ke saya kalau Presiden sering kali tidak membaca, atau membaca setelah lewat waktu," ujar Yusril.

Selain SBY dan Mega, Yusril juga mencontohkan bagaimana Soeharto meninjau naskah pidato. Saat itu, menjelang reformasi, Yusril dipercaya sebagai penulis pidato presiden.

Soeharto, kata Yusril, adalah orang yang teliti. Yusril mengaku sering dipanggil Soeharto untuk menanyakan maksud tulisan Yusril dalam sebuah naskah pidato.

Bahkan, tidak jarang naskah pidato dikembalikan ke Yusril untuk direvisi. Saat dikembalikan, seringkali naskah sudah dipenuhi corat-coret bertinta merah.

"Itu tandanya naskah saya sudah dibaca kata per kata. Saya senang saat itu."

Untuk itu, Yusril meminta Jokowi untuk membaca memorandum draft aturan, termasuk peraturan presiden secara teliti. Sebab, memorandum itu mengandung gagasan pokok suatu perubahan hukum.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku tidak mengetahui aturan penambahan anggaran tunjangan uang muka kendaraan pribadi pejabat negara. Ini terdapat dalam PP No 39 Tahun 2015 tentang Pemberian Fasilitas Uang Muka Bagi Pejabat Negara untuk Pembelian Kendaraan Perorangan.

Kata Yusril, kecil kemungkinan Jokowi tidak mengetahui wacana ini. Sebab, hal penambahan anggaran biasanya tercantum dalam memorandum yang diajukan Mensesneg.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

46 menit lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

52 menit lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Bebaskan Berbicara di Berbagai Forum, Rocky Gerung Terima Kasih ke Hakim Sudah Pakai Akal Sehat

1 jam lalu

Pengadilan Bebaskan Berbicara di Berbagai Forum, Rocky Gerung Terima Kasih ke Hakim Sudah Pakai Akal Sehat

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang meminta hakim menghukum Rocky Gerung untuk tidak berbicara di berbagai forum.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

1 jam lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

1 jam lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

2 jam lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

3 jam lalu

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

Sejumlah keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat penghargaan dari pemerintah: Iriana, Bobby Nasution, dan Anwar Usman.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

4 jam lalu

Jokowi dan Lee Hsien Loong Gaungkan Keberlanjutan Kerja Sama Indonesia-Singapura

Sama-sama lengser tahun ini, Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong menyoroti pentingnya keberlanjutan kerjasama di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

5 jam lalu

Besok Pagi Bos Microsoft Temui Jokowi Bahas Investasi Rp14 T, Ini Agenda dan Profilnya

Presiden Jokowi akan menerima kunjungan CEO Microsoft, Satya Nadella di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, bahas investasi Rp14 triliun.

Baca Selengkapnya