TEMPO.CO, Jakarta - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyepakati usulan wajib lapor mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak. Nantinya pemerintah harus berkoordinasi dengan DPR melalui pelaporan rencana kenaikan harga BBM.
Kesepakatan ini tertuang dalam kesimpulan poin kedelapan pada rapat DPR bersama Kementerian ESDM pada Senin malam. Laporan ini bertujuan agar publik mengetahui alasan dan tujuan perubahan harga BBM.
Selama ini, DPR menilai pemerintah tidak transparan dalam mengubah harga. "Tetapi perlu dicatat, ini tidak mengurangi wewenang pemerintah yang bisa langsung menetapkan harga BBM," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha, Senin, 30 Maret 2015.
Koordinasi pemerintah, ucap Satya, berupa laporan alasan kenaikan dan transparansi lonjakan harga BBM. Meski terkena "wajib lapor", pemerintah tetap dapat menaikkan harga meski DPR menolak. "Ini hanya dalam rangka mengoptimalkan fungsi pengawasan saja," tutur Satya.
Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengatakan kesepakatan ini juga dibuat lantaran masyarakat mempertanyakan peran DPR dalam kebijakan harga BBM. Nantinya laporan Kementerian menjadi dasar bagi DPR untuk bersikap.
Menteri ESDM Sudirman Said menyepakati hal ini. Namun, dengan syarat, koordinasi bukan tahap wajib yang mempengaruhi penetapan harga."Ini hanya kesepakatan agar komunikasi berjalan lebih baik," ujar Sudirman.
ROBBY IRFANY
Berita terkait
Sudirman Said Ajak Para Tokoh Bersatu Selesaikan Tantangan Pasca Pilpres 2024
6 hari lalu
Setelah semua proses pilpres 2024 dan sidang sengketa di MK berakhir, kata dia, penting bagi para tokoh bangsa untuk berkumpul guna merumuskan solusi.
Baca SelengkapnyaLetusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?
9 hari lalu
Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.
Baca SelengkapnyaPembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup
46 hari lalu
Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaSudirman Said: Korupsi Merajalela dan KPK Dilumpuhkan di Era Jokowi
48 hari lalu
TImnas Amin menyinggung masalah-masalah yang terjadi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Baca SelengkapnyaSudirman Said: Semua Cara Perlu Dilakukan untuk Buktikan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
48 hari lalu
Cara konvensional maupun cara baru bisa dilakukan untuk mengungkap dugaan kecurangan pemilu 2024 menurut Sudirman Said.
Baca SelengkapnyaKata Politikus Golkar soal Isu Prabowo-Gibran Siapkan Skenario Rangkul Hampir Semua Partai
55 hari lalu
Politikus Golkar Erwin Aksa mengomentari pernyataan Sudirman Said, soal ada skenario untuk menggabungkan banyak partai politik ke dalam pemerintahan
Baca SelengkapnyaPeringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III
56 hari lalu
MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.
Baca SelengkapnyaGuru Besar Kritik Jokowi, Sudirman Said: Suara Mereka Murni untuk Selamatkan Bangsa
7 Februari 2024
Sudirman Said merespons munculnya ancaman kepada sejumlah rektor dan guru besar setelah melayangkan petisi kepada Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAlumni Unej Serukan Gerakan Pemurnian Nasional
5 Februari 2024
Forum Alumni Universitas Jember (Unej) untuk Perubahan mengkritik keberpihakan penyelenggara negara dalam pemilihan presiden.
Baca SelengkapnyaSudirman Said: Anies Baswedan Kuasai Semua Isu Debat Terakhir
4 Februari 2024
Executive Co-Captain Timnas AMIN Sudirman Said menyebut Anies Baswedan sudah sangat menguasai tema debat capes terakhir.
Baca Selengkapnya