Ekspor Pasta Ikan Terganggu

Reporter

Senin, 16 Maret 2015 22:00 WIB

Nelayan menunjukkan foto Menteri Susi Pudjiastuti dalam aksi menolak Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan di Tegal, 28 Januari 2015. Alat tangkap ikan cantrang dogol yang digunakan mayoritas nelayan di Tegal termasuk satu dari enam jenis pukat tarik berkapal. TEMPO/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Semarang - Sejak dua bulan terakhir, industri pasta ikan atau surimi di Jawa Tengah mengalami krisis bahan baku. Pemberlakuan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 2 tahun 2015 tentang penggunaan alat tangkap membuat suplai ikan bahan bakunya dari nelayan terhenti.


“Produksi surimi anjlok, bahkan sejak awal Maret nyaris berhenti,” kata Idriz Razak, produsen surimi asal Rembang, kepada Tempo pekan lalu.


Industri pasta ikan milik Idris, biasa mengekspor produknya ke Jepang, Singapura, Thailand dan Amerika. Namun, usaha yang diawali tahun 2013 itu kini terancam gulung tikar karena kekurangan bahan baku. “Nelayan tidak berani melaut karena ada peraturan Menteri Susi,” kata dia.


Menurut Idris, sebelum aturan baru diberlakukan, produksi pasta ikannya rata-rata mencapai 500 ton per bulan . Namun sejak awal tahun hingga Februari masing-masing hanya mampu menghasilkan 214 dan 145 ton surimi. “Malah 10 Maret lalu hanya mampu memproduksi 40 ton,” katanya.


Di Kabupaten Rembang terdapat enam produsen surimi yang selama ini memerlukan bahan baku ikan hasil tangkapan nelayan. Investasi di bisnis pasta ikan ini sebelumnya menjadi incaran para pengusaha di pesisir pantai utara karena permintaan pasar asing ramai. Dukungan suplai bahan baku nelayan di pantai utara Jawa pun memadai.


Advertising
Advertising

Kepala Unit Pelaksana Tugas pengelola pengembangan usaha perikanan Tasikagung, Sahroni membenarkan kondisi itu. Menurut dia, aktivitas lelang dan bongkar tangkapan ikan nelayan di kawasan pengelola pengembangan usaha perikanan Tasikagung Rembang juga mematikan ekonomi masyarakat sekitar. “Sejak pertengahan bulan Januari TPI sudah sepi, nelayan tak berani melaut karena kebijakan Menteri Kelautan yang melarang nelayan menggunakan cantrang,” kata dia.


EDI FAISOL (SEMARANG)

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

25 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

45 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

45 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

45 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya