Dolar Perkasa, Komoditas Stagnan, Rupiah Keok

Senin, 9 Februari 2015 21:47 WIB

Uang pecahan dolar AS yang akan ditukar di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. Mata uang rupiah ditutup turun 0,11 persen di level Rp. 12.686 per dolar AS setelah sempat ditransaksikan di atas Rp. 12.700 per dolar AS. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan dolar terhadap hampir semua aset keuangan dan komoditas membuat rupiah turut melemah.

Di transaksi pasar uang hari ini, dolar kembali menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Di pasar uang Eropa, mata uang euro kembali terkoreksi ke level US$ 1,13 dan poundsterling menyusut ke US$ 1,52. Rupiah sendiri tadi sore ditutup melemah 32 poin (0,25 persen) ke level 12.653 per dolar AS.

Analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono, mengatakan perbaikan data ekonomi domestik tidak cukup kuat untuk membuat rupiah bersinar. Meskipun terimbas sentimen positif dari bertambahnya cadangan devisa bulan Januari 2015 ke level 114,2 miliar, rupiah tetap takluk terhadap dolar Amerika. "Pelemahan rupiah lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal."

Penguatan dolar di awal pekan dipengaruhi oleh membaiknya data non-farm payroll yang dirilis akhir pekan lalu dengan penambahan tenaga kerja 257 ribu orang, lebih baik dari periode sebelumnya 231 ribu orang.


Selain itu, pelaku pasar juga masih berekspektasi positif terhadap data-data ekonomi lainnya yang akan dirilis pekan ini. Misalnya data survei lapangan kerja, penjualan retail Januari 2015 dan data jobless claim bulan Februari 2015.

Menurut Suluh, tidak hanya mata uang yang terimbas oleh penguatan dolar. Beberapa komoditas berbasis dolar seperti minyak mentah dan emas pun stagnan akibat penguatan dolar. Harga emas di pasar komoditas New York (COMEX) masih berkutat di kisaran US$ 1.237 per troy ounce.


Bahkan harga minyak mentah terancam kembali terkoreksi menyusul konflik antarprodusen di Libya dan proyeksi meningkatnya data inventori minyak di AS. Harga minyak mentah untuk kontrak 15 Maret 2015 berada di level US$ 52,7 per barel (WTI) dan US$ 58,4 per barel (Brent). "Dolar memang sedang bersinar. Akibatnya, harga komoditas sulit berkembang," kata dia.

Tren dolar masih akan menguat paling tidak sampai pertengahan tahun ini sampai bank sentral Amerika (The Fed) memastikan kebijakan normalisasi suku bunga. Di tengah ketidakpastian kebijakan dan perlambatan ekonomi global, pasar menganggap dolar sebagai aset yang paling aman (safe haven) untuk berinvestasi.


PDAT | M. AZHAR

Advertising
Advertising

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

14 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya