Tambang Grasberg atau Freeport di Papua, Indonesia. Lubang raksasa ini mulai digali tahun 1973, merupakan penghasil emas terbesar dan penghasil tembaga nomor tiga terbesar di dunia. OLIVIA RONDONUWU/AFP/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Papua Lukas Enembe mendatangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada hari ini, Jumat, 6 Februari 2015.
Maksud kedatangan Lukas adalah membicarakan kelanjutan rencana pembangunan unit pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) milik PT Freeport Indonesia di Papua. "Tidak ada alasan bagi Freeport untuk membangun di luar Papua," ujar Lukas.
Lukas mengatakan tak ada kendala lahan di Papua karena tanah untuk smelter Freeport itu tersedia sangat luas. Selain itu, dia pun akan membahas nasib karyawan Freeport bila perusahaan asal Amerika itu tak mendapat perpanjangan izin ekspor.
Rencana Freeport Indonesia untuk membangun smelter di lahan PT Petrokimia Gresik di Jawa Timur ditentang oleh banyak pihak, termasuk Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat.
Dewan menganggap pembangunan smelter di Papua lebih baik karena dapat menggerakkan roda perekonomian di daerah tersebut.
Menguatnya indikasi pengalihan lokasi smelter PT Freeport Indonesia dari Gresik, Jawa Timur, ke Papua dipastikan akan membuat pembangunan molor dari target. Belum adanya studi kelayakan dan minimnya fasilitas pendukung di Papua dinilai menjadi kendala utama.
"Minimal setahun molornya," kata Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (Iress) Marwan Batubara saat dihubungi kemarin.
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
12 Juni 2023
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.