Wakil Presiden, Jusuf Kalla (kiri), bersama Gubernur DKI, Ahok, mengantar Jokowi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 12 Desember 2014. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tren melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini bukan disebabkan oleh adanya masalah pada rupiah. "Tapi positifnya dolar Amerika karena ekonomi Amerika yang membaik," kata JK setelah mengikuti rapat kabinet bersama Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca : Rupiah Lesu, BI Sebar Iklan 'Cinta Rupiah')
Menurut JK, menguatnya dolar Amerika menyebabkan hampir semua mata uang negara lain terlihat melemah, termasuk rupiah. "Tapi sebenarnya tidak ada persoalan dengan ekonomi Indonesia," ujarnya. "Tidak ada hubungannya dengan rupiah, hanya Amerika-nya yang membaik."
Meski rupiah melemah terhadap dolar Amerika, JK menganggap kondisi ini memiliki nilai positif. Sebab, JK melanjutkan, rupiah menguat terhadap sejumlah mata uang negara lain, seperti Jepang, Malaysia, Australia, Rusia, dan Korea Selatan. "Kita lebih baik," ucapnya. "Jadi, kami optimistis ekonomi Indonesia akan lebih kuat dari sebelumnya." (Baca : Cara Memanfaatkan Pelemahan Rupiah Ala JK)
Atas dasar kondisi itu, JK mengatakan Indonesia memiliki peluang yang baik untuk membuat perekonomian bisa tumbuh lebih baik. Menurut dia, lantaran rupiah melemah terhadap dolar Amerika, impor Indonesia dari negara-negara yang menggunakan dolar juga pasti menurun. "Ekspor akan naik karena hampir semua ekspor dihitung dengan dolar Amerika."
Selain itu, JK mengatakan kondisi ini juga akan membuat investasi semakin cepat masuk ke Indonesia. "Yang punya uang untuk investasi ke Indonesia akan mengganggap lebih murah berinvestasi ke Indonesia, karena mereka pasti ikut dolar," ujarnya. Ia menganggap situasi ini merupakan peluang yang baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.