Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Rabu, 17 Desember 2014 06:12 WIB

Chairman Global Green Growth Institute, Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Presiden Jokowi Dodo di Istana Merdeka, Jakarta, 8 Desember 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta: Penguatan dolar Amerika Serikat dan meningkatnya permintaan dolar di pasar domestik membuat rupiah terkoreksi tajam dalam sepekan belakangan ini. Pada transaksi pasar uang, Senin, 15 Desember 2014, nilai rupiah ditutup melemah 247 poin atau 1,98 persen ke level 12.714 per dolar AS. (Baca: Pelemahan Rupiah Lebih Parah dari 2008)

Ekonom PT Bank International Indonesia Tbk Juniman menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini lebih parah dibandingkan pada 2008. Pada periode itu, rupiah menyentuh 12.650 per dolar Amerika. Namun saat itu struktur perekonomian masih bagus dan ekonomi tumbuh di atas 6 persen. Sementara saat ini ekonomi melambat dan neraca perdagangan mengalami defisit. (Baca: Sebab Rupiah Jadi Mata Uang 'Sampah')

Presiden Joko Widodo mengaku telah mempersiapkan langkah mengatasi pelemahan rupiah dalam jangka pendek. Ia yakin pelemahan rupiah tidak akan berlangsung lama karena fundamental ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan. Demi menahan laju penurunan rupiah, pemerintah menyiapkan langkah perbaikan kinerja perdagangan. (Baca: Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah)

Salah satu strateginya, kata Jokowi, pemerintah bakal meningkatkan nilai ekspor di sektor industri dan menekan laju impor. Selain itu, menurut Jokowi, Bank Indonesia sudah melakukan intervensi pasar dengan guyuran dolar agar nilai tukar rupiah tidak semakin terpuruk. (Baca: Alasan Jokowi, Pelemahan Rupiah Tidak akan Lama)

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, penguatan nilai tukar dolar Amerika terhadap mata uang dunia menjadi faktor utama penyebab melemahnya rupiah. "Kami menjaga fundamental ekonomi," ujarnya di gedung Kementerian Keuangan, sebelum melakukan rapat koordinasi kuota BBM, Rabu petang, 3 Desember 2014.

Beda Jokowi, beda pula gaya pemerintahan SBY dalam meredam kejatuhan rupiah. Pada 2008, ketika rupiah menyentuh 12.650 per dolar, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara terukur dan hati-hati. Prioritas utama menjaga stabilitas perekonomian, sistem keuangan, dan prospek pertumbuhan ekonomi. (Baca: Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai)


Sebab itulah Bank Indonesia mengambil kebijakan untuk meningkatkan BI Rate dalam rangka mencegah dampak dari kenaikan harga BBM dan bahan pangan terhadap kenaikan harga barang-barang lain serta ekspektasi inflasi masyarakat. suku bunga BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 8,50 persen pada triwulan II-2008.

Pelemahan rupiah yang hampir menggiring Indonesia ke lembah krisis juga pernah terjadi pada 2013. Presiden SBY memerintahkan para menteri menjalankan paket kebijakan penyelamatan ekonomi terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan. (Baca: Lima Langkah SBY Antisipasi Krisis Keuangan Global)

Presiden pun meminta agar kepala daerah dilibatkan dalam mensukseskan pelaksanaan paket kebijakan tersebut. "Jangan lupa para gubernur juga diberitahu, dilibatkan, dengan demikian semua bekerja. Mari kita lakukan lagi langkah-langkah yang dulu kita lakukan pada 2008," kata Yudhoyono, saat membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta. (Baca pula: SBY : Krisis Global Masih Mengancam Indonesia)

Paket itu meliputi paket kebijakan fiskal, moneter, pasar modal hingga industri. Paket ini juga akan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memastikan defisit transaksi berjalan bisa terjaga di level aman. "Insentif akan diberikan, baik di tingkat Kementerian Keuangan maupun industri padat karya," kata Menteri Koordinator Perekonomian saat itu Hatta Rajasa.

PDAT | DRIYAN PUTRA | BOBBY CHANDRA


Baca Berita Terpopuler
Dua Sandera Tewas, Korban Teror di Australia

Teror di Sydney, #illridewithyou Cegah Benci Islam

Anang Minta Maaf Soal Tayangan Ashanty Melahirkan

Jokowi Panjat Menara Intai Perbatasan di Sebatik

Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik

Berita terkait

Jokowi Terima Kunjungan Bos Microsoft Satya Nadella di Istana

27 menit lalu

Jokowi Terima Kunjungan Bos Microsoft Satya Nadella di Istana

Presiden Jokowi menerima lawatan Chief Executive Officer Microsoft untuk membahas investasi perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

2 jam lalu

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap membentuk Satuan Tugas alias Satgas. terakhir tunjuk Bahlil pimpin Satgas Gula dan Bioetanol.

Baca Selengkapnya

Peradilan Siallagan: Pemidanaan Adat Batak Sebelum Hukum Modern, Ada Kanibalisme

2 jam lalu

Peradilan Siallagan: Pemidanaan Adat Batak Sebelum Hukum Modern, Ada Kanibalisme

Dia menyebut kedatangan misionaris menjadi peralihan di mana hukum pidana modern menggantikan hukum pidana Batak.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

2 jam lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Usai Nobar dengan Jokowi, Menteri Budi Arie Yakin Timnas U-23 Indonesia Tetap Bisa Lolos ke Olimpiade 2024

2 jam lalu

Usai Nobar dengan Jokowi, Menteri Budi Arie Yakin Timnas U-23 Indonesia Tetap Bisa Lolos ke Olimpiade 2024

Menkominfo Budi Arie Setiadi optimistis Timnas U-23 Indonesia lolos ke Olimpiade 2024 meskipun kalah 0-2 dari Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono: Presiden Jokowi Sempat 'Down' saat Gol Timnas U-23 Indonesia Dianulir Wasit

4 jam lalu

Basuki Hadimuljono: Presiden Jokowi Sempat 'Down' saat Gol Timnas U-23 Indonesia Dianulir Wasit

Menteri Basuki Hadimuljono mengatakan Presiden Jokowi sempat down saat gol Timnas U-23 Indonesia ke gawang Uzbekistan dianulir wasit.

Baca Selengkapnya

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

11 jam lalu

Suasana Jokowi, Budi Arie, hingga Bahlil Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Jokowi tampak antusias melihat tayangan besar yang menempel di dinding ruang utama Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

13 jam lalu

Para Menteri Jokowi Ikut Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan di Istana

Presiden Jokowi mengundang relawan dan Menteri untuk hadir ke Istana menyaksikan dan nonton bareng semifinal AFC U-23 Indonesia lawan Uzbekistan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

13 jam lalu

Jokowi Bertemu CEO Microsoft Besok, Bahas Potensi Investasi Rp 14 Triliun

Investasi Microsoft tersebut bakal tersebar dalam beragam bentuk termasuk salah satunya untuk pengembangan talenta digital.

Baca Selengkapnya

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

13 jam lalu

Perludem Prediksi Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilkada 2024

Perludem menilai politisasi bansos dan mobilisasi aparat akan tetap terjadi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya