Pengunjung tengah memperhatikan pergerakan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 4 Desember 2014. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan akan menekankan edukasi investasi pada tahun 2015. "Kami ingin lebih banyak investor lokal dari segala kalangan ke depan," ujar Ketua OJK Muliaman Hadad di Jakarta, Ahad, 14 Desember 2014.
"Sosialisasi perlu pemahaman seperti anak sekolahan," katanya. OJK, kata dia, akan mengupayakan penetrasi ihwal produk jasa keuangan kepada masyarakat kelas menengah-bawah dalam waktu dekat ini. (Baca juga: Modal Asing Mendominasi Realisasi Investasi 2014)
Muliaman mengatakan OJK akan meluncurkan suatu program edukasi yang masif kepada masyarakat. Program andalan dari strategi nasional literasi keuangan Indonesia tersebut adalah penyediaan produk-produk keuangan yang terjangkau.
"Target edukasi kami adalah ibu rumah tangga dan pelaku bisnis kecil dan menengah," tuturnya. OJK juga akan menunjuk Desa Karangsong, Kabupatan Indramayu, sebagai daerah percobaan Layanan Keuangan Mikro. (Lihat pula: Ramai Window Dressing, IHSG Bakal Menguat)
Layanan terpadu keuangan mikro tersebut menawarkan reksa dana senilai Rp 100 ribu, tabungan tanpa biaya administrasi, asuransi premi di bawah Rp 50 ribu, dan pembiayaan investasi logam mulia dengan cicilan rendah. (Baca pula: BI Rate Naik, Indeks Saham Semakin Terancam)
Muliaman berujar, dengan program ini, OJK menargetkan kenaikan indeks investasi di masyarakat dua kali lipat. Hingga saat ini, tingkat inklusi pasar modal tergolong kecil, masih sebesar 0,11 persen; sedangkan asuransi hanya mencapai angka 1,5 persen. "Kegiatan ini bisa memobilisasi uang ke sumber yang lebih formal," katanya.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.