Beberapa anak bermain air saat kampung mereka tengah terendam banjir di kampung pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 11 November 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Permukiman warga di bantaran Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, kembali terendam banjir setinggi 4 meter, Kamis, 20 November 2014. Banjir terjadi setelah Kali Ciliwung meluap. Di hulu, muka air di Bendung Katulampa, Bogor, mencapai 190 sentimeter alias siaga 2 pada Rabu malam, 19 November 2014. (Baca: Bekasi Mulai Disapa Banjir)
Camat Jatinegara Syofian mengatakan air mulai merendam rumah warga di delapan RW sejak pukul 06.00 WIB. "Ketinggian banjir berkisar 30-400 sentimeter, radius 15 meter dari bantaran kali," ujar Syofian kepada Tempo, Kamis, 20 November 2014. "Banjir paling tinggi di RT 03 dan 04 RW 03." (Baca: 14 Titik Banjir di Jakarta Pagi Ini)
Sebanyak 5.152 keluarga dengan 16.366 jiwa terdampak banjir. "Tapi hanya 432 warga yang mengungsi," tuturnya. Mereka tersebar di beberapa pengungsian, yakni 230 jiwa di kantor Suku Dinas Kesehatan, 76 jiwa di RS Hermina, 39 jiwa di Masjid Attawabin, 57 jiwa di Musala Al-Awabin, dan 30 jiwa di pos RW 03. "Bantuan berupa seribu roti dari PMI sudah dibagikan untuk sarapan," katanya. (Baca: Ciliwung Meluap, Jalan Raya Bogor Tergenang)
Saat ini Unit Pemadam Kebakaran, Sudin Sosial, Sudin Kesehatan, PMI, kepolisian, dan TNI bersiaga di sekitar Kampung Pulo. Tim evakuasi dengan perahu karet mulai menyisir dari Kali Ciliwung untuk mengevakuasi warga yang masih ada di dalam rumah. (Baca: Katulampa Siaga 2, Air Sampai Jakarta 8 Jam Lagi)
Banjir yang merendam Kampung Pulo juga meluber ke Jalan Jatinegara Barat. Ketinggian air di Jalan Jatinegara Barat mencapai 10-40 sentimeter. Akibatnya, Jalan Jatinegara Barat ditutup sementara dan dialihkan ke Jalan Jatinegara Timur.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
58 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.