Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yang juga merupakan pemilik maskapai penerbangan Susi Air, berpose di atas pesawat Twin Star miliknya di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 8 Februari 2007. dok TEMPO/Arie Basuki
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan ingin membangun bandara kecil untuk meningkatkan aksesibilitas komoditas hasil laut. Selama ini karena terhambat buruknya infrastruktur, pengiriman komoditas hasil laut selalu menemui masalah.
"Bandara ini nantinya dimanfaatkan untuk mengangkut hasil tangkapan nelayan ke kota terdekat," kata Susi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Selasa, 28 Oktober 2014. (Baca: Tak Lulus SMA, Susi Ogah Jadi Cleaning Service)
Untuk mengembangkan bandara ini, kata Susi, kementerian akan bekerja sama dengan pemerintah daerah. "Moto di perusahaan akan saya gunakan, one kilometer runway brings you to the world," ujar Susi yang baru berkantor mulai hari ini.
Menurut Susi, rencana ini akan efektif karena dengan adanya bandara, secara tidak langsung akan meningkatkan penghasilan nelayan. (Baca: Di Twitter, Menteri Susi Dicerca dan Dipuja)
Konsep bandara mini, kata Susi, telah dikembangkan di Pulau Simeulue, Aceh. Sebelumnya, nelayan membutuhkan waktu lama untuk mengangkut hasil penangkapan ke Medan, Sumatera Utara. "Nelayan harus menggunakan kapal feri selama satu malam, kemudian dilanjutkan perjalanan darat selama 9 jam," ujarnya.
Namun, sejak ada bandara di Simeulue, perjalanan ikan dari Aceh ke Medan hanya membutuhkan waktu satu jam. "Mereka langsung ke pemasaran dan memudahkan penjualan," kata Susi. (Baca: Chakra Khan: Jangan Menyoal Pendidikan Menteri Susi)