Nelayan Tegal Ingin Menteri Atasi Kelangkaan BBM  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 27 Oktober 2014 15:41 WIB

Sejumlah nelayan membeli solar di Aneka Kimia Raya (AKR) di Dadap, Tangerang, Banten, 12 September 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Tegal - Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) berharap Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti segera mencari terobosan untuk mengatasi masalah kelangkaan solar bersubsidi bagi nelayan.

"Kami berharap Bu Susi segera menemui BPH Migas, Pertamina, dan lembaga lain yang terkait untuk mengembalikan kuota solar bersubsidi bagi nelayan yang disunat 20 persen," kata Ketua PNKT Eko Susanto di Tegal, Senin, 27 Oktober 2014. (Baca juga: Sistem Subsidi BBM Nelayan Diubah)

Pengurangan kuota solar bersubsidi bagi lembaga penyalur nelayan sebesar 20 persen itu berlaku sejak BPH Migas menerbitkan surat edaran pada 24 Juli lalu. Walhasil, jatah solar untuk stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) Karya Mina, Kota Tegal, yang semula 1.488 kiloliter per bulan berkurang menjadi 1.160 kiloliter per bulan.

Padahal, untuk mencukupi kebutuhan sekitar 800 kapal, SPBN di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari itu membutuhkan sekitar 3.500 kiloliter solar per bulan. Akibatnya, antrean kapal yang menunggu giliran mendapat jatah solar semakin mengular. (Baca juga: Jokowi:Subsidi BBM Dialihkan ke Petani dan Nelayan)

Sejak kuota solar dikurangi, Eko mengatakan SPBN Karya Mina tidak bisa beroperasi selama satu bulan penuh. "Hari ini solarnya sudah habis. Padahal yang mengantre masih ada seratusan kapal. Mau tidak mau nelayan harus menunggu bulan depan," kata Eko.

Eko menambahkan, nelayan tidak mempermasalahkan latar belakang pendidikan Susi Pudjiastuti yang hanya tamat sekolah menengah pertama. "Kata Pak Jokowi, Bu Susi pernah berjualan ikan di TPI (tempat pelelangan ikan). Jadi kami percaya Bu Susi paham bagaimana dampak kelangkaan solar bagi nelayan dan penjual ikan," ujarnya.

Selain kepada Susi Pudjiastuti, nelayan juga menggantungkan perubahan nasib mereka kepada Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo. "Semoga kedua menteri di itu bisa memangkas banyaknya surat izin bagi nelayan," kata nelayan asal Tegalsari, Sumarso.

Selama ini, tiap satu kapal nelayan musti membawa 23 dokumen perizinan dari instansi yang berbeda-beda. Jika ada satu dokumen yang habis masa berlakunya, nelayan bisa ditangkap sewaktu-waktu ketika kapal mereka berada di luar wilayah.

"Kalau bisa disamakan dengan kendaraan di darat yang cukup dengan tiga dokumen saja, yaitu SIM, STNK, dan BPKB," ujar Sumarso. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal Mahmud Efendi juga berharap adanya Kementerian Koordinator Kemaritiman bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi nelayan.

"Nelayan jangan hanya dikasih program-program saja, tapi juga dilibatkan agar bisa berpartisipasi," kata Mahmud. Dia menambahkan, semangat mengembalikan kejayaan maritim bisa dimulai dari perbaikan sarana dan prasarana di pelabuhan. "Pendangkalan akibat tingginya sedimentasi jarang dikeruk. Itu cukup menghambat," ujar Mahmud.

DINDA LEO LISTY

Berita lain:
Daftar Lengkap Menteri Kabinet Kerja Jokowi
Pengamat Sesalkan Jokowi Pilih Ryamizard
Pengepul Ikan Ini Jadi Menteri Kelautan

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

4 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

7 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

7 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

11 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

12 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

18 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

22 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

30 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

40 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

42 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya