Sejumlah pekerja di atas Tambatan Tangker (mooring System) saat persiapan menjelang transfer Kapal LNG Aguarius ke FSRU Jawa Barat di Teluk Jakarta (4/5). Tambatan ini sebagai sarana mengalirkan gas hasil pengolahan dari FPSRU menuju daratan hingga kestasiun Penerimaan di Muara Karang. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pemberdayaan Daerah dan Logistik, Natsir Mansyur, mengatakan pulau-pulau terluar di Indonesia dapat digunakan untuk membangun terminal penerima gas alam cair (LNG receiving terminal). (Baca: Terminal Gas Alam Cair Jawa Barat Mulai Dibangun).
Pembangunan terminal tersebut, kata Natsir, akan membantu menghidupkan pulau-pulau terluar. "Pembangunan LNG receiving terminal akan memberikan nilai tambah bagi daerah-daerah pelosok tersebut," katanya dalam diskusi di Menara Kadin, Senin, 13 Oktober 2014.
Natsir mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyetujui rencana ini. Saat ini ada 92 pulau kecil terluar yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan terminal gas alam cair. Sebanyak 31 di antaranya didiami penduduk. "Jika terminal tersebut dibangun, ekonomi mereka bisa terbantu." (Baca: Bakrie Pipe Garap Proyek Pipa Gas Arun-Belawan).
Menurut Natsir, fasilitas LNG receiving terminal akan menghidupkan perekonomian pulau terluar selama lima tahun ke depan. Sebab, proyek tersebut dapat membawa efek ganda berupa hasil penjualan gas serta hasil pemanfaatan gas sebagai sumber energi.