Bursa Efek Indonesia, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO,Jakarta - Bursa Efek Indonesia merevisi target sejumlah perusahaan yang akan melantai di bursa saham. Menurut Direktur Utama PT BEI Ito Warsito, target yang ditetapkan sebelumnya sulit tercapai karena kondisi politik yang tak stabil.
Saat ini, kata Ito, tercatat 18 emiten baru. Apabila dihitung dengan yang sedang berproses hingga akhir tahun, ada 25 emiten. Sebelumnya, bursa menargetkan tahun ini ada 30 emiten yang akan menawarkan saham perdana di bursa saham. (Baca : BEI Optimistis Nilai IPO Bisa Dua Kali Lipat)
Selain merevisi target perusahaan yang akan melakukan IPO, BEI merevisi pula rata-rata transaksi harian dari Rp 7 triliun menjadi Rp 6,4 triliun. Keputusan ini dilakukan lantaran kondisi ekonomi Indonesia tak mendukung. Adapun rata-rata transaksi harian saat ini sebesar Rp 6,2 triliun.
Menurut dia, revisi target bukan hal yang tak lazim. "Tidak mencapai target juga bukan hal yang sangat penting, sebab kami terbiasa menetapkan target yang sangat tinggi," ujarnya.
Agar target yang ditetapkan tercapai, kata Ito, syarat untuk melakukan IPO sudah dipermudah. Saat ini ada banyak perusahaan yang ingin melakukan IPO, namun belum tahu caranya.
"Bursa memberikan edukasi bagaimana melakukan IPO tahun ini," ujar dia. Cara ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah perusahaan ataupun individu untuk berinvestasi di pasar modal.
Erick Thohir Rombak Pimpinan Hutama Karya, Tunjuk Eks Panglima TNI Yudo Margono Jadi Komisaris Utama
2 Februari 2024
Erick Thohir Rombak Pimpinan Hutama Karya, Tunjuk Eks Panglima TNI Yudo Margono Jadi Komisaris Utama
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran pimpinan PT Hutama Karya (Persero). Berdasarkan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI),
Mahkamah Agung Tolak Kasasi Greylag Entities, Begini Respons Garuda Indonesia
1 Februari 2024
Mahkamah Agung Tolak Kasasi Greylag Entities, Begini Respons Garuda Indonesia
Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi Greylag Entities terhadap putusan permohonan pembatalan perdamaian yang sebelumnya memenangkan Garuda Indonesia.