TEMPO.CO, Jakarta - Senior analis dari LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo, menyarankan para pelaku pasar untuk berinvestasi 10 atau 5 hari menjelang pelantikan presiden terpilih, Joko Widodo, pada 20 Oktober 2014. Saran itu bukan tanpa alasan. Pertimbangannya adalah adanya tiga fase yang terjadi dalam proses investasi di pasar.
Pertama adalah fase akumulasi, yaitu saat pelaku pasar mengumpulkan instrumen investasi, seperti obligasi, komoditi, dan lain-lain. "Fase ini umumnya terjadi pada saat konsolidasi, Jokowi boleh saja percaya diri, tapi sekarang kenyataannya kan DPR dikuasai lawan politiknya," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 4 Oktober 2014. (Baca: Cara Jitu Investasi di Masa Transisi Politik)
Menurut Lucky, dengan terpilihnya politikus Partai Golkar, Setya Novanto, sebagai Ketua DPR, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak bisa jadi motor penggerak di DPR.
Selanjutnya adalah fase partisipasi, yaitu saat pasar mulai berinvestasi, namun tak seluruhnya. Pasar tentu akan merespons positif pelantikan Jokowi, namun masih menunggu pengumuman isi kabinet hingga 25 Oktober 2014. Oleh sebab itu, pelaku pasar disarankan berinvestasi pada H-10 atau H-5 pelantikan Jokowi-JK.
Fase terakhir adalah distribusi. Yaitu pasar sudah bisa menilai kinerja presiden dan kabinetnya. "Kualifikasi menterinya sesuai atau tidak dengan tantangan yang harus dihadapi, pada fase ini biasanya koreksi akan terjadi," kata Lucky.
Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris
1 hari lalu
Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.