Cadangan Devisa Naik, Rupiah Terlemah di Asia  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 8 September 2014 05:50 WIB

Peresmian penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. Pemberlakuan uang NKRI semakin perkuat fungsi rupiah sebagai simbol kedaulatan Indonesia. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Adanya peningkatan cadangan devisa per Agustus 2014 rupanya tidak cukup membuat kondisi rupiah menguat.

Menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, ini disebabkan kuatnya permintaan pasar terhadap dolar.

Hal itu berdampak pada tertekannya rupiah dalam beberapa waktu ke depan. "Saat ini dolar menguat sangat tajam. Rupiah termasuk paling lemah dari semua mata uang di wilayah Asia.

Demikian halnya dengan euro setelah ada rencana stimulus yang masih melemah terhadap dolar US," kata Lana saat dihubungi Tempo, Ahad, 7 September 2014.

Menurut Lana, kemungkinan rupiah bisa cukup menguat pada akhir September mendatang. Saat itu ada pembayaran utang cukup besar, termasuk dari pihak swasta. Selain itu, dari sisi ekspor dan impor kondisinya diprediksi masih belum stabil.

Pengamat Samuel Asset Management ini mengatakan selama masih belum ada tambahan di sisi ekspor, maka ekspor dan impor kurang bisa menjamin dapat membantu menguatkan posisi rupiah.

Jumat lalu, Bank Indonesia merilis cadangan devisa Indonesia selama Agustus 2014 bertambah US$ 700 juta menjadi US$ 111,2 miliar dibanding jumlah cadangan bulan lalu US$ 110,5 miliar.

Sedangkan sebelumnya, jumlah cadangan devisa selama Juli 2014 bertambah US$ 2,8 miliar menjadi US$ 110,5 miliar dibanding bulan Juni sebesar US$ 107,7 miliar.

Bank Indonesia sendiri menilai kenaikan cadangan devisa tersebut berdampak positif terhadap upaya memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Menurut juru bicara BI Tirta Segara, posisi cadangan devisa per Agustus dapat membiayai 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

AISHA SHAIDRA

Terpopuler
PDIP: Ada Mafia Migas Besar dan Recehan
Pria Ini Rela Membayar Rp 900 Juta untuk Ciuman
IP Address Penghina Ridwan Kamil di Jakarta
Ahok Pede Kasus Bank DKI Tak Ganggu Kinerja
'Polisi Syariat' Berpatroli di Jerman


Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

17 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

19 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya