Solar Dikurangi, Nelayan Bakal Geruduk Jakarta  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 4 September 2014 18:51 WIB

Sejumlah nelayan mengangkut keranjang ikan di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, (25/7). ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Tegal - Nelayan di seluruh Indonesia akan berunjuk rasa di Jakarta pada pekan kedua September 2014. Mereka mendesak pemerintah untuk segera mencabut aturan pengurangan kuota bahan bakar minyak bersubsidi bagi nelayan. “Kami memberi waktu sepekan pada pemerintah agar mencabut pengurangan 20 persen BBM bersubsidi bagi nelayan,” kata Ketua Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) Eko Susanto, Kamis, 4 September 2014.

Eko mengatakan kesepakatan wakil nelayan dari berbagai daerah itu dicapai seusai pertemuan di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Rabu, 3 September 2014. Jika kuota BBM bersubsidi bagi nelayan tidak dikembalikan seperti semula hingga Rabu pekan depan, “Kami menggelar unjuk rasa besar-besaran," ujar Eko.

Menurut Eko, pertemuan di Muara Baru itu membahas ihwal alokasi BBM bersubsidi bagi nelayan pada 2014 yang sekitar 1,7 juta kiloliter. Hingga Agustus, kuota sebesar itu baru terserap sekitar satu juta kiloliter. Jadi masih ada sisa 701.000 kiloliter BBM bersubsidi bagi nelayan hingga akhir tahun. “Pembatasan kuota BBM untuk umum sudah dicabut, tapi kenapa jatah nelayan masih dikurangi?” kata Eko.

Eko mengatakan alokasi BBM bersubsidi bagi nelayan jauh lebih kecil dibanding kebutuhan BBM bersubsidi untuk transportasi darat. Kebutuhan solar bersubsidi untuk nelayan Kota Tegal sekitar 5.000 kiloliter per bulan. Sedangkan kuota di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Karya Mina di Pelabuhan Tegalsari, Kota Tegal, hanya 1.488 kiloliter per bulan. “Kami curiga pengurangan kuota BBM bersubsidi ini berkaitan dengan kasus korupsi yang melibatkan Menteri ESDM Jero Wacik,” ujarnya.

Setelah kebijakan dalam surat edaran Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) diberlakukan awal Agustus lalu, kuota solar bersubsidi di SPBN Mina Karya dikurangi 32 kiloliter. “Sekarang tinggal 1.456 kiloliter per bulan,” kata pengelola SPBN Karya Mina, Rosidi. Meski pengurangan kuota hanya sekitar tiga persen, kepadatan antrean kapal di Pelabuhan Tegalsari tidak kunjung terurai.

Rosidi mengatakan kebutuhan solar bersubsidi di Kota Tegal sekitar 3.500 kiloliter per bulan. Sekitar 1.800 kiloliter solar di antaranya digunakan untuk 572 kapal berukuran di bawah 30 groston. Adapun 350 kapal di atas 30 groston butuh solar sekitar 1.700 kiloliter per bulan.

Menurut Bendahara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Tasman, antrean panjang di SPBN Tegalsari sudah terjadi jauh sebelum BPH Migas mengurangi kuota solar bersubsidi. “Tapi sekarang lamanya antrean sampai dua kali lipat. Dulu satu kapal hanya menunggu selama dua pekan, sekarang sampai satu bulan,” katanya.

DINDA LEO LISTY

Berita Terpopuler




Obama Bersumpah Hancurkan ISIS
Jero Tersangka, Eks Dirut Pertamina Akan Diperiksa
Pindahkan Makam Nabi, Saudi Disumpahi Bakal Hancur







Advertising
Advertising

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

12 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

59 hari lalu

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

Blusukan ke Muara Angke, Muhaimin Terima Keluhan Nelayan: Banjir Rob hingga Kelangkaan Solar

6 Maret 2023

Blusukan ke Muara Angke, Muhaimin Terima Keluhan Nelayan: Banjir Rob hingga Kelangkaan Solar

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendapat keluhan soal banjir rob dari sejumlah nelayan di Pelabuhan Musra Angke, J

Baca Selengkapnya

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

11 Februari 2023

5 Provinsi Penghasil Emas Terbesar di Indonesia

Inilah 5 Provinsi Penghasil emas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

11 Februari 2023

Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi

Kementerian ESDM terus mengembangkan sektor panas bumi untuk menurunkan efek rumah kaca.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

10 Februari 2023

Menteri ESDM: Ekspor Emas Dihentikan Bertahap

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan larangan ekspor emas akan dilakukan secara bertahap.

Baca Selengkapnya

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

7 Februari 2023

Soal Ekosistem Kendaraan Listrik, Anggota DPR Minta Pemerintah Realistis

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta pemerintah realistis dengan target pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia.

Baca Selengkapnya