Logam Tanah Jarang untuk Sumber Listrik  

Reporter

Rabu, 3 September 2014 19:11 WIB

Tempo/Hendra Suhara

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia selama ini menyia-nyiakan rare earth atau logam tanah jarang (LTJ) sebagai bahan ponsel, layar televisi, kendaraan hibrida, dan produk lainnya. "Logam tanah jarang itu limbah dari pengolahan timah. Selama ini kami jual murah-murah karena belum tahu pemanfaatannya," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian Harjanto kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 3 September 2014. (Baca: Pulau Bangka Dapat Dibangun 10 PLTN)

Menurut Harjanto, pihaknya akan menginisiasi pengkajian pengembangan logam tanah jarang untuk dijadikan sumber energi pembangkit listrik. Dia bakal mengundang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Atom Nasional (Batan), dan beberapa akademikus dari berbagai perguruan tinggi untuk membahas pemanfaatan logam tanah jarang ini. "Saya akan mengumpulkan semua pemangku kepentingan untuk membicarakan action plan," ujarnya.

Pemanfaatan logam tanah jarang untuk pembangkit listrik ini, kata Harjanto, sudah harus mulai dipikirkan. Sebab, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 7-8 persen pada 2025. Artinya, pertumbuhan industri harus tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi. "Kalau kita bicara pertumbuhan industri, jadi pepesan kosong kalau energinya tak ada," katanya.

Jika masih mengandalkan pembangkit listrik dari bahan bakar minyak, pemerintah harus menerima kenyataan bahwa harga minyak dunia naik-turun. Sedangkan jika mengandalkan batu bara, dikhawatirkan muncul keluhan soal carbon footprint. "Paling murah memang menggunakan logam tanah jarang. Kekuatannya empat kali lipat dibandingkan nuklir, ramah lingkungan dan aman," ujarnya.

AMIR TEJO

Berita Terpopuler:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
May Myat Noe, Sang Ratu Kecantikan Sesaat
Pembelaan Jenderal Sutarman untuk Polisi 'Narkoba'
Soal Skandal Asusila, Ini Pengakuan Gubernur Riau









Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

1 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

3 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

6 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

28 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

28 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya