Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menutup perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (11/4). Ia mengklaim berkat kedatangannya, indeks harga saham gabungan meningkat 1,7 persen. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Analis teknik dari PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, memprediksi pasar tidak akan menanggapi ekstrem situasi keamanan Jakarta menjelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK). "Situasi keamanan Jakarta jangan diibaratkan seolah-olah hendak perang," ujar William kepada Tempo, Kamis, 21 Agustus 2014.
Meski demikian, ia tak menampik sempat terjadi penurunan pada perdagangan hari ini. "Pasar sedikit bereaksi karena turun, tapi tak signifikan," kata William. Ia juga menekankan arus modal masuk (inflow) asing yang deras ke Indonesia sebagai poin penting. (Baca: Pengusaha Yakin Gugatan Prabowo Kandas)
Menurut William, inflow asing yang masih sangat deras menunjukkan kepercayaan asing terhadap Indonesia. "Sebaiknya pelaku pasar dalam negeri bisa melihat bahwa (pihak) asing saja percaya kepada Indonesia," ujar William. Oleh karena itu, ia mengimbau agar pelaku pasar tak panik menjelang putusan MK.
Pagi tadi, ia memprediksi IHSG akan berada di level 5.160-5.236. Sementara itu, target resistance terdekat berada di level 5.236. William optimistis pasar tak akan bergejolak negatif terhadap putusan MK. Terlebih, IHSG pada perdagangan kemarin mengukir level baru untuk 2014. Perdagangan menyentuh level tertinggi saat penutupan. (Baca: Prediksi Pasar Saham Hari Ini Jelang Putusan MK)
Kurs rupiah juga tak akan beranjak dari kisaran Rp 11.650-11.750. Ia memprediksi koreksi terhadap kurs tak akan membuat rupiah jatuh. Menurut William, pasar harus memahami bahwa proses yang terjadi saat ini di MK merupakan bagian dari proses demokrasi yang lumrah. "Jangan sampai terpengaruh dan menimbulkan sentimen negatif terhadap pasar," ujar William.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.