Utang Luar Negeri Melonjak, Pemerintah Tak Pusing  

Rabu, 20 Agustus 2014 19:49 WIB

Chairul Tanjung. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menyatakan rasio utang luar negeri Indonesia masih berada dalam taraf aman hingga kini. "Jangan melihat angka. Lihatlah dari debt to GDP ratio," ujarnya di kantornya, Rabu, 20 Agustus 2014.

Menurut Chairul, pertumbuhan positif dalam negeri serta masih kuatnya cadangan devisa negara membuat pemerintah tidak khawatir akan adanya gangguan berarti terhadap perekonomian yang dipicu oleh jumlah utang. "Kan, ekonomi makin besar, utang makin besar enggak ada masalah," katanya. (Baca:SBY Klaim Sukses Turunkan Rasio Utang Luar Negeri )

Meski demikian, Chairul mengingatkan agar penumpukan utang tidak melebihi besaran produk domestik bruto negara. "Yang penting persentase debt to GDP mengecil," ucapnya.

Chairul mengakui besarnya subsidi energi dalam nota keuangan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang disampaikan pemerintah beberapa waktu lalu cukup membebani neraca keuangan negara. "Makanya, kan, sudah dikasih tahu bahwa subsidi itu harus dialihkan dari subsidi barang ke subsidi orang. Dari dulu sudah ribuan kali (diingatkan)," katanya. (Baca:Kinerja Perusahaan Tergerus Utang Luar Negeri )

Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Juni 2014 tercatat US$ 284,9 miliar, meningkat US$ 8,6 miliar atau 3,1 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir kuartal I-2014 yang sebesar US$ 276,3 miliar. Peningkatan utang tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan baik oleh sektor swasta (US$ 4,2 miliar), sektor publik (US$ 1,2 miliar), maupun pinjaman luar negeri sektor swasta (US$ 1,6 miliar).

Dengan perkembangan tersebut, rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 32,33 persen pada kuartal I-2014 menjadi 33,86 persen pada Juni 2014. Sementara itu, debt service ratio (DSR), yaitu rasio total pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap total penerimaan transaksi berjalan, meningkat dari 46,42 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 48,28 persen pada Juni 2014. (Baca:Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 3.300 Triliun)

JAYADI SUPRIADIN







Terpopuler:
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK soal Gugatan Prabowo
Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?
Dokumen Kesimpulan Prabowo Tebalnya 5.000 Lembar
Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

11 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

12 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

55 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya