RAPBN 2015 Hanya Hitung Pengeluaran Utama  

Sabtu, 16 Agustus 2014 17:43 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengikuti Upacara Pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tahun 2014 di Istana Negara, Jakarta, 14 Agustus 2014. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 yang diumumkan pemerintah kemarin dinilai belum bisa digunakan sebagai pegangan resmi atas anggaran pada tahun depan. Sebab, pemerintah memang menyusun RAPBN 2015 tanpa memasukkan unsur-unsur kemungkinan kebijakan yang bisa membuat anggaran pemerintah efektif dan efisien.

"Pokoknya hanya mencukupi minimum yang memang mereka harus bayarkan," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, di Jakarta Convention Center, Sabtu, 16 Agustus 2014. Ia mengatakan susunan rancangan anggaran yang dibuat pemerintah saat ini hanya memuat unsur-unsur yang dibutuhkan dalam kewajiban pengeluaran tahun mendatang.

Menurut Destry, kewajiban pengeluaran yang sudah dan harus diperhitungkan pemerintah saat ini, antara lain, pembayaran gaji, termasuk jumlah kenaikan gaji. Juga pembayaran utang dan bunga dan subsidi pemerintah yang memang tetap harus mendapat alokasi. "Belum ada asumsi kebijakan-kebijakan strategis apa pun yang dimasukkan," katanya. (Baca:RAPBN 2015 Beri Peluang untuk Pemerintahan Baru)

Dengan demikian, Destry menambahkan, postur RAPBN 2015 belum bisa dijadikan pedoman bagi pemerintah yang baru. Ia mengatakan berbagai keputusan strategis tidak akan diperhitungkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena penentuan bagian itu merupakan kewenangan pemerintah mendatang untuk menjalankan pemerintahannya. (Baca:Program Jokowi yang Harus Ada di RAPBN 2015 )

Sebelumnya, Deputi Tim Transisi Joko Widodo-JK, Hasto Kristiyanto, menilai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono seperti mengunci gerak pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Kuncian itu dianggap jelas terlihat dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2015 yang membatasi ruang gerak Jokowi- JK. (Baca:Investor Yakin Jokowi Bakal Ubah RAPBN 2015)

"Inflasi dikunci seperti ini, padahal tahu harga bahan bakar minyak akan naik," kata Hasto setelah berbicara dalam diskusi RAPBN 2015 dan Mimpi Kesejahteraan di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Sabtu, 16 Agustus 2014.

MAYA NAWANGWULAN




Terpopuler:
Jokowi Mungkin Bikin 27 Kementerian
Jadi Ahli untuk Prabowo, Jokowi Telepon Yusril
Massa Prabowo Samakan KPU dengan PKI
2015, Gaji PNS, Polisi, dan TNI Naik 6 Persen
Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

7 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

7 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

8 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya