Warga antre untuk membeli gas elpiji 12 kg di Bandung, Jawa Barat, (10/5). Mereka harus rela antre selama dua jam dan hanya boleh membeli paling banyak dua tabung. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan jumlah konsumen elpiji ukuran 12 kilogram yang beralih ke elpiji 3 kilogram diprediksi mencapai 5 persen. "Mereka yang pindah merupakan kelompok yang sensitif dengan harga," katanya saat dihubungi, Selasa, 12 Agustus 2014.
Kendati mengakui bakal ada migrasi, tapi Ali meyakini tambahan konsumen tersebut tidak akan berpengaruh pada kuota subsidi gas 3 kilogram atau dikenal sebagai gas melon. Untuk menjaga konsumsi elpiji melon tak melebihi kuota, Ali menuturkan Pertamina menyiapkan sistem pengawasan lebih ketat.
Sistem tersebut, ujar Ali, berisi database kebutuhan elpiji semua agen di setiap wilayah. "Kami bisa memantau lonjakan permintaan. Kami tidak akan layani." (Baca: Harga Akan Naik Elpiji 12 Kg Mulai Langka)
Ali mengklaim, dengan sistem tersebut, kuota elpiji melon sebesar 4,8 juta metrik ton tidak akan habis lebih cepat. Dia memastikan Pertamina juga tidak melayani permintaan baru untuk elpiji 3 kilogram.
Pertamina mengusulkan kenaikan harga elpiji 12 kilogram. Sebab, menurut Ali, perseroan mengalami kerugian dalam penjualan elpiji non-subsidi tersebut sebesar Rp 2,8 triliun hingga semester pertama tahun ini. "Sebab dijual tidak sesuai dengan harga keekonomian." (Lihat juga: Harga LPG 12 Kg Naik, Chatib: Inflasi Tidak Besar)
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.