Suspensi Saham Perdana Gapuraprima Dibuka Kembali

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 12 Agustus 2014 14:45 WIB

Wartawan mengecek pergerakan saham pada komputer tablet di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 7 Juli 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Bursa Efek Indonesia telah membuka kembali suspensi atau penghentian dagang sementara (unsuspend) perdagangan saham PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) pada Selasa, 12 Agustus 2014. Pembukaan suspensi ditandai oleh terbitnya pengumuman bursa Nomor Peng-UPT-014/BEI.WAS/08-2014 per 12 Agustus 2014. Dengan berlakunya keputusan ini, saham Perdana Gapuraprima resmi diperdagangkan kembali di pasar tunai dan pasar reguler.

Saat penutupan harga sebelum suspensi kemarin, harga saham Perdana Gapuraprima diperdagangkan di level Rp 374 dan mencapai harga tertinggi Rp 385. Setelah suspensi dicabut hari ini, harga saham GPRA dibuka stagnan pada Rp 374 per saham. Namun, pada pukul 10.20 WIB, harga sahamnya naik empat poin atau 1,07 persen menjadi Rp 378 per lembar. (Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Pekan Ini)

Kemarin, otoritas BEI melakukan suspensi atas saham Perdana Gapuraprima didasari oleh peningkatan harga kumulatif saham yang signifikan sebesar 101,08 persen dari harga penutupan Rp 186 pada 7 Agustus 2014 menjadi Rp 374 pada 8 Agustus 2014. “Bursa Efek Indonesia perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham Perdana Gapuraprima dalam rangka cooling down pada perdagangan tanggal 11 Agustus 2014,” mengutip keterbukaan informasi BEI yang ditandatangani oleh Kadiv Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy dan Pjs Kadiv Operasional Perdagangan Busra Efek Indonesia Eko Siswanto, kemarin.

Perdana Gapuraprima adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perseroan adalah subholding dari Grup Gapuraprima. Grup Gapuraprima merupakan pengembang apartemen, perkantoran, dan pusat perdagangan di Jabodetabek, Bandung, dan Solo. Salah satu produk properti yang dikembangkan Gapuraprima adalah The Belleza Permata Hijau. (Lihat juga: Roadshow 4 Bulan, BEI Jaring 4.800 Investor)

Kinerja perusahaan tercatat buruk pada semester pertama tahun ini. Laba bersih perusahaan turun 71,67 persen dari Rp 71 miliar menjadi Rp 20 miliar. Laba kotor perusahaan turun 31,3 persen dari Rp 139 miliar ke Rp 95 miliar. Sedangkan penjualan bersih perusahaan turun 35,95 persen dari Rp 242 miliar ke Rp 155 miliar.

DINI PRAMITA

Terpopuler:
Tahun Ini Puncak Investasi Hotel di Jawa Timur
Foto Dirut KAI Jadi Pemeriksa Tiket Beredar
Kementerian Keuangan: BBM dan Elpiji Tak Picu Inflasi

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

42 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya