Calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo menyampaikan orasi politiknya dihadapan ribuan buruh dalam rangkaian kampanye dirinya di kawasan Pabrik Garmen PT Daehan Global, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 2 Juli 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Arindo) Tutum Rahanta menjamin lembaganya tidak menurunkan massa buruh dan karyawan pegawai retail saat pengumuman hasil pemilihan presiden besok, 22 Juli 2014. "Sejak beres pilpres pun kami sudah instruksikan agar karyawan dan buruh di bawah anggota kami tetap masuk kerja," ujarnya kepada Tempo, Senin, 21 Juli 2014.
Instruksi itu penting, ujar dia, karena selama ini banyak buruh di industri retail menjadi anggota serikat yang terafiliasi pada tim pemenangan kandidat tertentu. Bukan hanya itu, karyawan dan buruh di lingkungan perusahaan retail sejak awal terus diberikan pemahaman untuk menolak aksi turun ke jalan. "Mereka sudah tahu siapa yang benar dan salah. Mendingan kerja saja," tuturnya. (Berita terkait: Hatta Tak Ingin PengerahanMassa)
Untuk menjaga kondisi dalam negeri tetap kondusif saat dan setelah pengumuman, ia berharap semua calon yang bertarung mulai membuka diri untuk mencairkan keadaan. "Saya yakin jika calon dan elitenya sudah menerima, massa di bawahnya bakal mengikuti," kata Tutum. (Baca: Buruh Diingatkan Jangan Terpancing Kubu yang Kalah)
Menurut Tutum, isu pengerahan massa merupakan bentuk kekecewaan dari salah satu calon pasangan yang tidak menerima kekalahan. Mereka, ujar dia, hanya segelintir elite partai pendukung yang merasa malu tidak bisa memenangkan jagonya. "Media pendukung pun memiliki dampak cukup besar dalam mempengaruhi orang," tuturnya. (Baca: 5 Potensi Kerusuhan Saat Rekapitulasi KPU)
Seperti diketahui, besok, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan siapa pemenang pemilihan presiden yang dilakukan 9 Juli lalu. Kubu Prabowo-Hatta Rajasa hingga kini masih belum menerima hasil rekapitulasi dan meminta penangguhan. Sedangkan kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla berharap KPU melaksanakan amanatnya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan
21 September 2023
Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan
Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.