Pekerja melakukan pemeriksaan area Onshore Receiving Facility (ORF) dan Offtake Station (OTS) LNG Floating Storage and Regasification Facilities (FSRF) di Labuhan Maringgai, Lampung (11/5). PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengembangkan insfrastruktur yang diintegrasikan dengan jaringan pipa transmisi dan gas. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, menyelesaikan transaksi akuisisi area Shale Gas Faske di Amerika Serikat. Saka Energi Indonesia mengakuisisi 36 persen hak partisipasi area Shale Gas Fasken dari Swift Energy Company.
Transaksi akuisisi senilai US$ 175 juta ini diselesaikan pada Selasa, 15 Juli 2014. Pada penutupan transaksi, Saka Energi Indonesia membayar US$ 125 juta secara tunai. Sementara biaya pengembangan lapangan sebesar US$ 50 juta dibayarkan secara bertahap terhitung efektif mulai 1 Januari 2014.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan investasi ini sangat strategis untuk pengembangan bisnis PGN di masa depan. "Faktor bisnis tentu ada, namun kami berharap bisa mendapatkan akses pengetahuan dan transfer pengetahuan. Kami perlu mendapatkan pengalaman untuk mengoperasikan lapangan Shale Gas yang sampai sekarang masih belum beroperasi di Indonesia,” kata Hendi dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 Juli 2014.
Saka Energi sebelumnya memiliki hak partisipasi di tiga wilayah kerja migas yang berada di Indonesia. Ketiganya adalah Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah, Blok Ketapang di Jawa Timur, dan Blok Pangkah, Jawa Timur.
Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri
28 Oktober 2022
Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri
Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri