Indef Minta RAPBN Perubahan 2005 Direvisi Total

Reporter

Editor

Selasa, 5 April 2005 17:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta agar pemerintah merevisi total Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) dan diajukan kembali ke DPR, karena rancangan itu dibuat tergesa-gesa dan asal-asalan. Menurut Ketua Indef M. Fadhil Hasan, penilaian Indef itu berdasarkan atas beberapa hal seperti asumsi yang tidak realistis, tidak aspiratif terhadap kepentingan orang miskin, serta berpotensi menciptakan konflik dalam kabinet.Asumsi dasar harga minyak yang menentukan berapa penerimaan dari migas dan berapa subsidi BBM yang akan dialokasikan misalnya, tidak realistis. Asumsi harga minyak rata-rata sepanjang 2005 sebesar US$ 35 per barel sangat sulit dicapai, karena harga minyak dunia saat ini sudah jauh melampaui itu, sehingga akan mempengaruhi defisit anggaran. RAPBN-P berpotensi untuk menciptakan konflik di dalam kabinet akibat perebutan anggaran antar beberapa departemen dan kementerian. Departemen yang dipecah, yakni Departemen Perindustrian dan Perdagangan menjadi Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan, anggarannya masih belum dipisahkan secara tegas.Berkaitan dengan tidak memiliki komitmen terhadap pengentasan kemiskinan dan pembangunan daerah tertinggal, ditunjukan melalui skema kompensasi yang tidak efektif dan anggaran untuk Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal yang relatif minim.Rancangan ini juga tidak menciptakan konsistensi visi misi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, karena masih kental dengan upaya untuk pengendalian defisit anggaran melalui pengendalian pengeluaran, yang tidak konsisten dengan asumsi pertumbuhan. Selain itu, RAPBN-P 2005 juga tidak secara jelas mencantumkan anggaran untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD). "Ini menunjukan pemerintah secara sengaja tidak mengakui keberadaan DPD. Kalau pun anggaran untuk DPD disisipkan dalam item lain, maka eksistensi DPD sebagai lembaga tinggi negara telah dikecilkan atau dianggap enteng oleh pemerintah," kata Fadhil di Jakarta hari ini. Dian Imamah Tempo

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Aman

23 November 2023

Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Aman

Ketua Komite Tetap Perpajakan Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Kadin Indonesia, Siddhi Widyaprathama, mengatakan, di penghujung 2023 ini kondisi perekonomian di Indonesia masih aman, meski ditengah gejolak yang terjadi dunia.

Baca Selengkapnya

DPR Setujui Pergeseran Anggaran Kemendikbud 2023 Rp1,37 Triliun

16 Juni 2023

DPR Setujui Pergeseran Anggaran Kemendikbud 2023 Rp1,37 Triliun

Pengalihan anggaran disetujui DPR akan digunakan untuk membiayai Program PAUD dan wajib belajar 12 tahun melalui Program Indonesia Pintar jenjang SD.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: APBN hingga Akhir Maret 2023 Masih Surplus Rp 128,5 Triliun

17 April 2023

Sri Mulyani: APBN hingga Akhir Maret 2023 Masih Surplus Rp 128,5 Triliun

Sri Mulyani mengatakan posisi APBN sampai dengan akhir Maret 2023 masih mengalami surplus Rp 128,5 triliun atau 0,61 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya

APBN April Surplus Rp 103,1 Triliun, Sri Mulyani: Baliknya Cepat Sekali

23 Mei 2022

APBN April Surplus Rp 103,1 Triliun, Sri Mulyani: Baliknya Cepat Sekali

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan APBN hingga April 2022 mengalami surplus Rp 103,1 triliun atau 0,58 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya

APBN Surplus Rp 103,1 T, Sri Mulyani Beberkan Realisasi Belanja hingga April

23 Mei 2022

APBN Surplus Rp 103,1 T, Sri Mulyani Beberkan Realisasi Belanja hingga April

Sri Mulyani mengatakan pemerintah menghabiskan anggaran Rp 750,5 triliun atau 27,7 persen dari total APBN 2022.

Baca Selengkapnya

Ingin Berinvestasi? Dua Hari Lagi Ada Lelang SUN Rupiah

12 Juli 2020

Ingin Berinvestasi? Dua Hari Lagi Ada Lelang SUN Rupiah

Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Belanja Negara 73,1 Persen dari APBN

18 November 2019

Sri Mulyani Sebut Realisasi Belanja Negara 73,1 Persen dari APBN

Sri Mulyani mengatakan realisasi belanja negara baru 73 persen dari APBN.

Baca Selengkapnya

Anggaran Mobil Dinas Menteri Sudah Masuk DIPA Kemsetneg 2019

23 Agustus 2019

Anggaran Mobil Dinas Menteri Sudah Masuk DIPA Kemsetneg 2019

Pengadaan mobil dinas menteri terakhir dilakukan pada tahun 2005 dan 2009.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Migas Negara Diperkirakan Cukup Penuhi Subsidi Energi

29 Juli 2018

Pendapatan Migas Negara Diperkirakan Cukup Penuhi Subsidi Energi

Pemerintah yakin kelebihan pendapatan minyak dan gas bumi (migas) negara (windfall profit) dapat menutupi kebutuhan subsidi energi

Baca Selengkapnya