BI: Fluktuasi Rupiah Masih Tergolong 'Halus'  

Jumat, 27 Juni 2014 04:17 WIB

Pegawai menunjukkan uang di sebuah Money Changer di Jakarta, Rabu (03/02). Rupiah hari ini ditutup pada level 9.395 per dolar Amerika, atau kembali menguat 70 poin dibandingkan posisi sehari sebelumnya di 9.365. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs menyatakan bank sentral dalam jangka pendek belum melihat adanya hal-hal yang drastis terjadi dan membutuhkan intervensi khusus. “(Fluktuasi kurs rupiah) masih tergolong halus,” ujarnya di gedung Bank Indonesia, Kamis, 26 Juni 2014.

Ia mengungkapkan intervensi baru akan dilakukan Bank Indonesia jika gangguan berasal dari sisi fundamental. "Intervensi dilakukan ketika dibutuhkan, sifatnya situasional," kata Peter. (Baca: Beberapa Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah)

Untuk itu Bank Indonesia akan tetap hadir di pasar dan terus melihat perkembangan yang ada. Fluktuasi pelemahan dan penguatan rupiah yang terlalu tinggi ataupun rendah akan lebih mengkhawatirkan Bank Indonesia jika terjadi secara drastis.

Lebih jauh Peter menilai pelemahan kurs rupiah yang terjadi belakangan ini hingga melewati Rp 12 ribu per dolar AS bukan karena dinamika politik di dalam negeri. “Ini lebih karena month end demand yang menular ke (harga) minyak. Lebih karena eksternal,” tuturnya. (Baca: Bank Indonesia: Melemahnya Rupiah Tidak Buruk)

Yang dimaksud dengan month end demand adalah kenaikan permintaan valuta asing pada akhir bulan. Selain itu, menurut dia, masih tingginya harga minyak mentah juga berpengaruh pada pelemahan rupiah.

Sebab, semakin tinggi harga minyak mentah, kebutuhan terhadap subsidi minyak menjadi lebih besar. Adapun penyebab kenaikan harga minyak itu di antaranya karena ada konflik di Irak. Karena itu, menurut Peter, investor memperkirakan defisit bakal semakin besar pada masa yang akan datang.

Pada Kamis, 26 Juni 2014, situs resmi Bank Indonesia mencatat kurs tengah rupiah berada pada level Rp 12.091 per dolar AS. Nilai tersebut melemah dibandingkan sehari sebelumnya sebesar Rp 12.027 per dolar AS.

MAYA NAWANGWULAN

Berita terpopuler:
FSRU Lampung Alirkan Gas ke Industri
Jelang Puasa, Penukaran Uang di Tegal Meningkat
Ini Tiga Tantangan Bisnis Properti di 2014
Hari Ini Pasar Murah di Kemendag Dibuka

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

32 menit lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

1 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

10 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

12 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya