Direktur Utama Indosat Alexander Rusli. Tempo/Ratih Purnama
TEMPO.CO, Jakarta - Emiten operator telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) tengah menyiapkan penerbitan obligasi senilai Rp 7,7 triliun atau US$ 650 juta di awal tahun depan. Rencana ini menjadi salah satu bentuk refinancing atau pembayaran utang jangka menengah.
"Tahun depan akan besar, tidak akan gunakan bank loan jadi pasti obligasi. Tahun depan masih tahun investasi," kata Chief Executive Officer PT Indosat Tbk Alexander Rusli, di Gedung Indosat, Jakarta, Senin, 16 Juni 2014. (Baca juga : Piala Dunia, Indosat Ikut Bidik Para Penggila Bola)
Rusli menyebutkan, obligasi baru diterbitkan tahun depan karena tahun ini Indosat masih sibuk dengan pembiayaan kembali, termasuk perpanjangan pinjaman dengan Bank Mandiri, BCA, dan BNI. "Pagi tadi meminjam BNI, nilainya Rp 700 miliar, tapi saya tidak bisa bilang bunganya," kata Rusli.
Ia memprediksi,sampai kuartal tiga tahun ini,tidak ada upaya strategis dan baru untuk pembayaran utang. "Tidak ada yang menarik tahun ini.Sampai saat ini hanya memperpanjang rekening loan," ujarnya. (Lihat juga : Strategi Tiga Operator Menghadapi Lonjakan Trafik)
Untuk membayar utang Rp 6 triliun, Indosat juga sempat menjual lima persen kepemilikan saham di PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG). Total nilai transaksi penjualan itu sebesar Rp 1,39 triliun.
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.