Hingga Januari 2014, Utang Merpati Rp 7,6 Triliun
Editor
Efri NP Ritonga
Selasa, 10 Juni 2014 04:31 WIB
TEMPO.CO , Jakarta- Hingga Januari 2014 utang maskapai pelat merah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) sudah mencapai Rp 7,6 triliun. Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Imam A. Putro mengatakan utang ini terbagi menjadi utang kepada BUMN, swasta, maupun pemerintah.
"Utang ke BUMN seperti Pertamina, Jasindo, AP II itu ditotal Rp 3 triliun, ke pemerintah Rp 2 Triliun, dan lain lain," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 9 Juni 2013. Tak hanya itu, ekuitas perseroan per Desember 2013 juga negatif Rp 4,96 triliun. Perusahaan juga menunggak pembayaran gaji 1.467 pegawai sejak Desember 2013. (Lihat pula: BPK Menilai Merpati Salah Urus).
Sejak Februari 2014, Imam mengatakan Merpati tidak beroperasi karena kesulitan keuangan. Perseroan kini sedang berupaya untuk terbang kembali dengan mengharapkan dana restrukturisasi dan revitalisasi dari PT Perusahaan Pengelola Aset yang pencairannya membutuhkan izin Kementerian Keuangan.
Ada pun jumlah dananya hanya sebesar Rp 200-400 miliar. Dana ini untuk menutup biaya operasi serta tunggakan pegawai. "Sambil menunggu restrukturisasi utangnya," kata dia.
Ketika beroperasi nanti, Merpati akan berfokus memperoleh pendapatan dari kerja sama operasi melalui anak-anak usahanya, PT Merpati Maintanance Facilities, Merpati Training Center, dan Merpati Aviation Services. Ketiga anak usaha ini merupakan anak usaha baru, dua dari spin off anak usaha dan satu baru terbentuk. (Baca: Merpati Buka Tender Mitra Kerjasama Operasi).
ANANDA PUTRI
Berita utama:
Haters Jokowi-Prabowo Terancam Pikun Lebih Dini
Debat Capres, Prabowo Mungkin Menyerang Jokowi
Heboh Meteor di Jakarta, LAPAN: Itu Jejak Pesawat