Bunga Bank Sentral Eropa Minus, RI Diuntungkan  

Jumat, 6 Juni 2014 15:46 WIB

AP/Yves Logghe

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman memperkirakan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) bakal mendorong investor di Eropa mengalihkan investasinya ke negara-negara Asia dan Amerika. Secara tak langsung Indonesia bakal diuntungkan karena dilirik oleh investor yang akan mengalihkan investasinya tesebut.

“Pasalnya, dari sisi return, negara Asia dan Amerika tergolong lebih baik setelah ada pemangkasan tersebut di Zona Eropa,” ujar Juniman ketika dihubungi, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga Hingga Minus)

Hal tersebut merespons keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga acuan ke rekor terendah dari semula 0,25 persen menjadi 0,15 persen pada hari Kamis, 5 Juni 2014. Di lain pihak, suku bunga deposito dipangkas hingga minus 0,10 persen.

Hal ini dilakukan dalam rangka merangsang ekonomi zona euro. Cara ini belum pernah dilakukan langkah serupa sebelumnya. Lewat pemangkasan suku bunga ini, bank sentral Eropa berharap akan mulai dilakukan pengisian bunga deposito yang dimiliki oleh bank.

Lebih jauh, Juniman mengatakan keputusan tersebut didasari oleh keinginan sejumlah negara di Eropa menggenjot pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan terhindar dari deflasi. Negara-negara di Uni Eropa pun tak mau mengulang nasib yang dialami Jepang dalam satu dekade terakhir ini. (Baca: Chatib Basri Sebutkan Empat Tantangan Pertumbuhan)

Kesamaan nasib antara Jepang dan Eropa, menurut dia, ialah kecenderungan inflasi yang rendah dan cenderung deflasi. “Maka, bank sentral Eropa memeranginya dengan pemangkasan tersebut,” tuturnya.

Selain memangkas suku bunga acuannya menjadi 0,15 persen serta deposit facility rate menjadi minus 0,10 persen, Juniman mengatakan bahwa bank sentral Eropa mencoba menginjeksi pasar dengan skema pendanaan jangka panjang. “Nilainya mencapai US$ 400 miliar sampai dengan 2018,” ucapnya. (Baca: The Fed Pertimbangkan Naikkan Bunga Acuan)

Kebijakan injeksi likuiditas dan pemangkasan yang dilakukan bank sentral Eropa ini dinilai akan menjadi penyeimbang atas langkah tappering yang dilakukan oleh Amerika Serikat. “Dua kebijakan ini tentu kabar baik bagi perekonomian global karena akan menambah likuiditas serta stock market,” kata Juniman.

RAYMUNDUS RIKANG R.W

Berita terpopuler:
Ini Beda Karimun di Indonesia dan di Pakistan
Juni, Jaringan Hotel Accor Luncurkan 4 Hotel Baru
Kemenhub Bantah Terima Suap dari Jepang



Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

22 jam lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

5 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

5 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

5 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya