Defisit Neraca Perdagangan Ganggu Rupiah  

Selasa, 3 Juni 2014 11:24 WIB

Seorang pengunjung melintas di depan poster gambar Pelabuhan Indonesia dalam acara Indonesia International Infrastructure and Exhibition, Jakarta Convention Centre, Rabu (13/11). Kinerja ekspor Indonesia pada 2013 diperkirakan belum dapat pulih sepenuhnya setelah mengalami defisit neraca perdagangan beberapa kali sepanjang 2012 sedangkan perkembangan impor barang ke Indonesia diperkirakan akan tetap meningkat. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi Bank Internasional Indonesia Juniman menilai bahwa defisit neraca perdagangan yang kembali terjadi bulan April lalu menyebabkan rupiah berpotensi melemah lagi. "Defisit itu membawa respons negatif bagi pasar," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 Juni 2014.

Juniman memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp 11.800 sampai Rp 11.900 per dolar AS. Nilai tersebut melemah cukup kuat jika dibandingkan dengan nilai tukar Senin kemarin yang berada di posisi Rp 11.740 per dolar AS. (baca:Defisit Perdagangan Melebar, IHSG Kemungkinan Lesu)

Tingginya defisit neraca perdagangan membuat pasar berekspektasi bahwa pada kuartal kedua nanti defisit ini semakin membengkak. Akibatnya, nilai rupiah makin terpuruk. (baca:Defisit Non-Migas per April Tertinggi Sejak 2012)

Rilis data neraca perdagangan dari Badan Pusat Statistik kemarin menunjukkan bahwa defisit mencapai US$ 1,97 miliar. Angka ini jauh lebih besar dari periode sebelumnya yang mencapai surplus US$ 670 juta. "Padahal, rupiah akan kembali menguat jika kondisi pasar tidak sesuai ekspektasi," tutur Juniman.

Pasar berekspektasi bahwa saham-saham Amerika Serikat akan menguat. Jika kondisi itu terjadi, rupiah akan berada di kisaran Rp 11.800-Rp 11.900 per dolar AS. Namun jika tidak terjadi, rupiah akan menguat di posisi Rp 11.600-Rp 11.700 per dolar AS. (baca:Impor Ponsel Picu Defisit Neraca Perdagangan)

Menurut Juniman, respons dari pemerintah sangat diperlukan untuk mencegah rupiah makin terpuruk. "Pemerintah harus bisa menekan produksi nilai impor sehingga bisa menekan current account deficit agar rupiah bisa kembali perkasa," kata dia.

AYU WANDARI




Terpopuler:
Diduga Mencurigakan, Ini Isi 14 Rekening Anggito
Dibidik Tersangka, Anggito Kembalikan Uang ke KPK?
Kasus Haji, PPATK: Rekening Anggito Mencurigakan
116 Pegawai Kementerian Agama Masuk Daftar Hitam
Honorer Ini Tarik Rp 1,4 Miliar di Rekening Haji

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

5 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

5 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

6 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

6 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

6 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya