Pemerintah Kurangi BBM, Logistik Akan Terganggu  

Reporter

Rabu, 28 Mei 2014 06:58 WIB

Kenaikan Harga BBM Sarat Misi Politik

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan rencana pemerintah mengurangi volume bahan bakar minyak (BBM) untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi agar tidak melebihi kuota tidak efektif. "Karena akan mengganggu proses distribusi logistik dan berujung mengganggu kelancaran ekonomi," katanya kepada Tempo, Rabu, 28 Mei 2014. (Baca: Sultan Minta Pemberlakuan Kuota Harian BBM)

Ia berpendapat, cara yang dianggap efektif mengurangi konsumsi BBM bersubsidi yakni menaikkan harga. Dengan kata lain, Djoko melanjutkan, mencabut subsidi BBM untuk kendaraan pribadi.

"Kendaraan pribadi mengambil porsi 93 persen, cukup besar," ucapnya. Djoko menyarankan, agar tidak memberatkan, kenaikan dapat dilakukan secara bertahap setiap enam bulan sekali sebesar Rp 500-1.000. Dengan begitu, dalam waktu tiga-empat tahun, ia menuturkan, BBM sudah tidak disubsidi lagi.

Djoko mengingatkan, seiring dengan kebijakan menaikkkan harga BBM, kondisi transportasi umum harus diperbaiki sehingga nyaman, aman, dan murah. Ia menyarankan pemerintah mensubsidi tarif agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke transpotasi umum. Ia pun berharap trayek angkutan umum dapat menjangkau kawasan permukiman.

"Di negara-negara ASEAN, hanya Indonesia yang masih memberi subsidi BBM," ujar Djoko.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan perlu ada penyikapan lain supaya fiskal berkesinambungan jika pemerintah tidak mampu mengurangi belanja Rp 100 triliun. "Alternatif yang ada, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), kurangi subsidi BBM dan listrik," katanya.

Adapun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga April 2014 telah mencapai 15 juta kiloliter. Jero memperkirakan, dengan realisasi ini, kuota BBM bersubsidi 48 juta kiloliter hingga akhir tahun masih mencukupi.

"Realisasi tahun ini sampai April 15 juta kiloliter. Kalau dikalikan tiga, berarti 45 juta kiloliter. Kalau lihat ini, kok, kayaknya aman," kata Jero di Jakarta pekan lalu. (Baca: Terjadi Lonjakan Pembelian Premium)

MARIA YUNIAR




Berita Terpopuler
Chevron Ancam Alihkan Rencana Investasi US$ 12 M
Di KPK, Airin Matikan Rokok Wartawan
Anak-anaknya Disorot Kamera, Istri Anas Protes

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya