Sejumlah tamu undangan berbincang di lokasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan kembali bergerak positif hari ini. Laju positif ini melanjutkan penguatan bursa saham dalam negeri yang terjadi kemarin sebesar 14 poin (0,3 persen) ke level 4.910,29.
Dia mengatakan pasar juga memberikan respons positif karena pemilihan presiden belum memberikan sinyal suku bunga kembali naik. "Indeks akan naik juga dipengaruhi bursa Down Jones yang mengalami rebound. Down Jones berturut-turut memberi harapan tidak pasti dan arah yang belum jelas," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 22 Mei 2014.
Satrio memprediksi indeks saham berjalan di posisi 4.800 hingga 4.860 pada level support dan 4915 hingga 4.975 pada posisi resisten. Meskipun berharap penguatan bursa regional dapat menolong kenaikan indeks saham, Satrio menuturkan, saat ini sentimen pemilu telah menurun.
Walhasil, jika dalam jangka menengah indeks naik, penguatan bursa regional akan terbatas. "Pemilu masih jauh dan sentimen negatif dalam negeri seperti koreksi pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tarif dasar listrik masih berlangsung," katanya.
Dia memperkirakan saham yang moncer pada hari ini adalah saham lapis pertama, seperti sektor kontruksi, perbankan, dan telekomunikasi. "Saham batu bara juga akan mengalami teknikal rebound karena kemarin positioning-nya kuat secara teknikal," katanya.
Satrio juga memprediksi nilai tukar rupiah kembali melemah dari 11.509 per dolar Amerika. Hal ini melanjutkan penurunan 19 poin pada hari kemarin. Dia mengatakan rupiah akan berada pada level 11.400-11.600 per dolar pada hari ini. Penurunan nilai rupiah dipengaruhi dari kekecewaan hasil koalisi partai politik menjelang pemilihan umum presiden.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.