TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia tampaknya kurang sepakat dengan usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait dengan penggunaan gas untuk kereta. Direktur Utama KAI Ignasius Jonan khawatir bila menggunakan gas sewaktu-waktu akan mengalami kebocoran.
Ia membandingkan dengan negara-negara Eropa yang tidak menggunakan gas untuk keretanya. Ia mengatakan langkah terbaik menghemat penggunaan BBM adalah pengurangan subsidi BBM. "Tapi secara pribadi saya belum dikomunikasikan rencana ini," katanya.
Sebelumnya Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Batam, pekan lalu, mengatakan, dari hasil kunjungan kerja ke Amerika Serikat, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk kereta. Kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan PT General Electric terkait dengan lokomotif kereta memungkinkan teknologinya menggunakan bahan bakar gas.
"Mungkin (bahan bakarnya) pencampuran gas dengan solar atau gas seluruhnya, nanti kita lihat," katanya.
Pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk transportasi ini merupakan salah satu wujud keseriusan pemerintah melakukan konversi BBM ke bahan bakar gas demi meningkatkan ketahanan energi nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Penggunaan bahan bakar gas juga bermanfaat meningkatkan penggunaan energi bersih sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Efisiensi mesin kendaraan juga meningkat sehingga mesin lebih awet dan bahan bakar aman untuk digunakan. (Baca juga: Bisa Buktikan Agen Nakal? KAI Janjikan Rp 5 Juta)
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen
7 hari lalu
KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen
EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.