Suasana gedung perkantoran bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta usai hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik menyebutkan, dari sisi produksi, pendukung utama pertumbuhan ekonomi adalah sektor logistik dan komunikasi. Dalam situsnya, BPS.go.id, Senin, 5 Mei 2014, BPS menyatakan, "Sektor ini mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 10,23 persen." (Baca: Target PertumbuhanEkonomi 2015 5,5–6,3 Persen)
Menurut data BPS, semua sisi produksi terlihat mendukung pertumbuhan selama triwulan pertama 2014. Hanya sektor pertambangan dan penggalian yang kurang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi selama periode ini. Kedua sektor disebut mengalami penurunan 0,38 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, bila dibanding triwulan pertama 2013, pertumbuhan ekonomi didukung oleh kenaikan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,61 persen, pembentukan modal tetap bruto 5,13 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah 3,58 persen. Sementara itu, komponen ekspor-impor, baik barang maupun jasa, terkontraksi 0,78 dan 0,66 persen. (Baca juga: Wamenkeu: Pemilu Dorong PertumbuhanEkonomi)
Survei BPS menunjukkan struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan pertama 2014 masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.