TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan kembali melakukan pemetaan tanah rawan longsor setelah kecelakaan kereta Malabar di Tasikmalaya. "Daerah yang paling rawan adalah dari Cicalengka hingga Ciawi," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko kepada Tempo, Minggu, 6 April 2014. (baca: Masinis Malabar, Orang Pertama Cari Bantuan)
Dia mengungkapkan pemerintah dan para ahli tanah sedang menjalankan evaluasi dan mencari solusi. Untuk jangka pendek, kata Hermanto, PT Kereta Api Indonesia (KAI) diminta melakukan pengawasan ketat. "Di lokasi sedang dilakukan pembersihan, track sementara juga dibuat supaya crane bisa lewat dan mengangkut gerbong."
Hermanto menuturkan, setelah kecelakaan terjadi dan pembersihan serta perbaikan dilakukan, jalur lokasi kecelakaan kereta Malabar akan dioperasikan kembali. Dia mengatakan tidak ada jalur lain untuk rute Bandung-Yogyakarta. "Satu-satunya jalur memang lewat situ," ujarnya. (baca: KA Siliwangi Gantikan KA Malabar Selama Dua Hari)
Menurut dia, kecelakaan yang terjadi pada Jumat, 4 April 2014, bukan yang pertama di jalur tersebut. Sebelumnya, pernah ada setidaknya dua kecelakaan. Salah satunya adalah kereta anjlok, tapi bukan pada titik lokasi kecelakaan kereta Malabar.
Akibat kecelakaan tersebut, manajemen KAI membatalkan seluruh perjalanan kereta lokomotif (KL) Siliwangi jurusan Sukabumi-Cianjur dalam kurun waktu dua hari ke depan, yakni untuk keberangkatan Minggu-Senin, 6-7 April 2014.
Usai Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, PT KAI Tambah Armada Hadapi Libur Waisak
5 hari lalu
Usai Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, PT KAI Tambah Armada Hadapi Libur Waisak
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat 854.728 penumpang selama libur panjang Kenaikan Isa Almasih dan cuti bersama periode 8 sampai 12 Mei 2024