Tamu undangan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan kamera telepon genggam usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pembukaan perdagangan saham tersebut di buka oleh Wakil Presiden Boediono. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang melanjutkan kenaikan namun tetap mewaspadai potensi pembalikan arah. Pada perdagangan hari ini, 2 April 2014, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4772-4828 dan resistance 4885-4896.
Analis pasar modal dari Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, rilis beberapa data ekonomi dari dalam dan luar Indonesia yang sebelumnya sempat diwaspadai mampu berdampak buruk, nyatanya justru membawa angin segar. “Pelaku pasar memanfaatkannya untuk kembali melakukan aktivitas trading dan IHSG mampu melanjutkan kenaikannya,” ujarnya. Sentimen positif tersebut dimanfaatkan oleh beberapa saham kapitalisasi besar seperti GGRM, UNVR, SMGR, BMRI untuk menguat.
Indikasi penguatan juga dipengaruhi laju positif bursa saham Asia dan rupiah. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4873,93 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4793,89 (level terendahnya) di awal sesi 1, serta berakhir di level 4873,93. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Adapun investor domestik mencatatkan nett sell.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 105,66 poin atau 2,22 persen di level 4873,93. Angka itu merupakan angka tertinggi kedua setelah deklarasi Jokowi pada 18 Maret 2014.
Laju bursa saham Asia mayoritas menghijau kecuali Nikkei yang dipicu kenaikan saham-saham tekno dan telko. Stabilnya inflasi Korea Selatan yang diikuti dengan kenaikan indeks manufaktur HSBC dan komitmen pemerintah Cina yang tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, menjadi sentimen positif. Sentimen positif juga datang dari tetapnya suku bunga acuan Australia dan India.
Bursa saham Eropa mengalami kenaikan setelah adanya rilis beberapa market manufacturing dari sejumlah wilayah Zona Euro. Meski market manufacturing PMI Zona Euro dirilis lebih rendah namun, masih sesuai dengan estimasi sehingga tidak banyak memberikan sentimen negatif. Adapun laju bursa saham AS diharapkan masih dapat melanjutkan laju positifnya. “Ini karena adanya imbas positif dari pidato J. Yellen yang tetap mendukung pertumbuhan ekonomi AS.”
Laju rupiah pun sejalan dengan IHSG, setelah dirilis data-data ekonomi dalam seperti surplus neraca senilai, ekspor, serta inflasi, laju rupiah berada di atas level resistance 11418. Rp 11.300-11.254 (kurs tengah BI).
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.