TEMPO Interaktif, Surabaya:Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengemukakan, pemerintah saat ini sedang memperhitungkan dan memetakan tingkat kebutuhan gula. Langkah ini terkait dengan stok yang kini masih tersedia, serta rencana diimpornya mesin giling baru sebagai pengganti mesin giling di sejumlah pabrik gula yang ada. Dia menjelaskan, pemerintah akan menetapkan pula berapa besar impor gula yang bisa ditolerir, sebab realisasi impor gula bulan ini masih akan besar. “Sisa dari 300 ribu ton yang sudah diberi izin impor, sebagian besar akan terealisasi di bulan Februari ini, sebagiannya lagi pada bulan Maret,” kata Menteri di Surabaya, si sela-sela meresmikan pemancangan tiang pertama pembangunan Gedung Jatim Expo, Kamis (17/2). Apakah pemerintah akan mengeluarkan ijin impor baru? Mari Pangestu mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum berpikir untuk mencairkan izin impor baru, apalagi masih ada sisa impor yang belum direalisasikan.Berapa besar kebutuhan gula untuk daerah-daerah di luar Pulau Jawa, kata Mari, juga sedang dihitung. “Minggu ini kita sedang melakukan penghitungan berapa kebutuhan gula untuk luar Jawa,” katanya. Berdasarkan penghitungan itu, pemerintah bisa menetapkan berapa banyak lagi harus melakukan impor gula, terutama untuk masa waktu sebelum tibanya masa giling.Mengenai rencana standarisasi harga gula agar tidak terjadi ketimpangan akibat adanya gula impor dengan gula produksi dalam negeri, menurut Mari, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan. “Saat ini sedang kita pelajari karena menyangkut banyak hal, selain soal harga dalam negeri dan harga luar negeri.” (Jalil Hakim)
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.