Aktivitas pertambangan batu bara di site Port Asam Asam PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (10/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Lesunya sektor pertambangan menurunkan penjualan truk merek Volvo. Presiden Direktur PT Volvo Indonesia Piere Jean Verge Salamon mengatakan selama dua tahun terakhir penjualan truk ikut merosot akibat sektor pertambangan yang tak bergairah.
Pada 2010, total penjualan truk mencapai 4.150 unit. Jumlah penjualan sempat naik pada 2011 menjadi 4.495 unit, tapi turun pada 2012 menjadi 3.484 unit dan 2013 sebesar 2.476 unit.
"Dalam beberapa tahun terakhir, sektor tambang memang mengalami penurunan, apalagi adanya pelarangan ekspor mineral mentah," kata Salamon di kantornya, Kamis, 27 Maret 2014. (baca juga: BeaKeluarMineral Lambatkan Industri Tambang)
Meski lesu, Volvo tetap berencana memperluas jaringan layanan dan membuka gudang suku cadang di Kalimantan. Wilayah ini dianggap potensial karena banyaknya industri tambang di sana.
Untuk memperluas jaringan, UD Truck menjalin kerja sama distribusi dengan United Tracktor yang memiliki 44 outlet dealer dan pelayanan di seluruh Indonesia. Kerja sama dijalin pula dengan Astra Internasional yang juga memiliki 44 outlet.
"Kami optimistis Indonesia masih menjadi pasar utama UD Trucks karena banyak bidang industri yang terus berkembang di Indonesia," kata Salamon. Volvo juga menggarap pasar lain selain pertambangan, di antaranya sektor pertanian dan logistik.