DPR Setuju Surveyor Impor Dibiayai APBN

Reporter

Senin, 24 Maret 2014 20:00 WIB

Airlangga Hartarto. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara dan Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat, Airlangga Hartarto, mengaku tak keberatan jika surveyor komoditas impor dibiayai negara. Menurut dia, pembiayaan surveyor tersebut untuk menghindari terjadinya manipulasi kode harmonization system (kode HS).

Surveyor untuk impor komoditas tertentu seperti pangan bisa saja diusulkan untuk dibayar pemerintah. Asal jelas rencana impor serta negara asal impor tersebut,” katanya kepada Tempo, Senin, 24 Maret 2014.

Kementerian Perdagangan mengajukan pendanaan pembayaran surveyor impor beras dan crude palm oil (CPO) menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengatakan usul itu diajukan karena banyak pihak yang mempertanyakan independensi surveyor jika dibayar oleh importir.

“Banyak pihak mengatakan ini ada persekongkolan. Maka kami mengajukan sekitar Rp 20 miliar biaya surveyor menggunakan APBN,” kata Bachrul.

Menurut Bachrul, di negara lain, surveyor dibayar oleh pihak importir atau eksportir. Menurut dia, surveyor dua komoditas impor itu diusulkan dibayar oleh negara karena komoditas tersebut dianggap cukup penting. “Kalau semua jenis barang impor biayanya bisa mencapai triliunan,” katanya.

Menurut dia, jika surveyor dibiayai negara maka potensi kecurangan bisa diantisipasi. ”Kami menunggu pembahasan APBN Perubahan. Kalau nanti APBN Perubahan tidak bisa, kami akan meminta agar menggunakan dana dari pos lain kepada Menteri keuangan,” ujarnya.

Peranan surveyor komoditas impor dipertanyakan setelah adanya kasus impor beras ilegal. Badan Pemeriksa Keuangan melihat adanya kejanggalan dalam Peraturan Menteri Perdagangan mengenai verifikasi kepecahan beras yang dilakukan surveyor. Padahal, untuk mengetahui apakah beras yang diimpor berjenis medium atau premium, surveyor bisa melihat kepecahan beras tersebut.

BPK juga melihat adanya kejanggalan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2012 yang menyatakan Menteri Perdagangan menunjuk surveyor untuk melakukan verifikasi tingkat kepecahan dan harus melapor setiap bulan. Namun surveyor tersebut dibayar oleh importir.



ANGGA SUKMA WIJAYA




Terpopuler :
2015, Kementerian PU Minta Anggaran Rp 123 Triliun
Dampak Pemilu, Harga BBM Tak Bakal Naik
Baru 40 Persen UKM Manfaatkan Teknologi Informasi
INDEF: Pemilu Alirkan Dana Rp 100 Triliun

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

17 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

1 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

2 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya