TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan mengatakan rupiah menguat terutama karena current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan yang lebih baik.
"Rupiah menguat terlepas dari pengumuman Joko Widodo sebagai calon presiden," ujarnya seusai laporan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia, Selasa, 18 Maret 2014.
Ia memperkirakan inflasi akan kembali ke normal. Menurut dia, inflasi bukan merupakan masalah besar. Anton menyebut banyak orang memberi reaksi berlebihan, baik ketika rupiah melemah maupun menguat.
"Tapi untuk kembali ke level Rp 12.500 dalam satu atau dua bulan, susah kelihatannya," kata dia.
Anton menyebut ada dua faktor yang mempengaruhi tekanan rupiah ke arah Rp 11.500-12.500. Pertama, berdasarkan data pada Februari silam, larangan ekspor mineral bisa dipersepsikan negatif terhadap rupiah. Kedua, akan ada big dividend payment pada Mei dan Juni mendatang sehingga diperkirakan terjadi pelemahan rupiah.
"Pemilu juga jadi faktor lebih kuat," ujar Anton. Ia memprediksi pada akhir tahun ini nilai tukar rupiah akan berada pada Rp 11.060 atau di atas nilai ekuilibrium.
MARIA YUNIAR
Berita terkait
Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
19 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca Selengkapnya95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah
24 hari lalu
Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
24 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
26 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
26 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaBos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku
26 hari lalu
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
27 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaIstana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK
1 Desember 2023
Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.
Baca SelengkapnyaWamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir
27 Oktober 2023
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.
Baca SelengkapnyaAgenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua
26 Oktober 2023
Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?
Baca Selengkapnya