SI KORA maskot pemilu saat gladi bersih dalam acara Deklarasi Kampanye Pemilu berintegritas dan pawai/ karnaval kendaraan hias parpol di lapangan Monumen Nasional (15/3). Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO , Jakarta - Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia akan mencapai 5.000 menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. (Baca juga: Pemilu Sumbang Pertumbuhan Ekonomi 0,1 Persen ).
Selain jalannya Pemilu berikut dinamika partai serta calon presiden, indeks masih terpengaruh beberapa isu ekonomi yang terjadi sepanjang April-Juli 2014. "Selain Pemilu, indeks bergantung pada rilis laporan keuangan dan dividen yang akan dibagikan para emiten," kata dia kepada Tempo, Ahad 16 Maret 2014.
Kiswoyo mengatakan setelah Pilpres IHSG bisa melampaui 5.200 atau poin tertinggi sepanjang tahun 2014. Hal ini bisa tercapai jika presiden yang terpilih dianggap sesuai dengan harapan investor. "Terutama jika presidennya dianggap mampu memperbaiki kinerja perekonomian dan memperbaiki infrastruktur nasional," ujarnya. (Baca: Pengusaha Respons Positif Jokowi Calon Presiden).
Pada Jumat, 14 Maret 2014, IHSG naik tajam 152,47 poin (3,23 persen) ke level 4.878,64. Indeks bergerak melawan arah bursa regional Asia yang terkoreksi pada perdagangan akhir pekan. Menurut analis pasar modal, Reza Priyambada, penunjukkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan mendorong gairah beli pelaku pasar. (Baca:Euforia Jokowi, Saham Perbankan Diburu).
Namun Reza menyarankan pelaku pasar agar tidak terlalu larut dalam euforia Jokowi. Pada pekan ketiga Maret 2014, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.700-4.900. Reza mengatakan indeks masih menanti data-data ekonomi yang dirilis pada awal pekan serta kelanjutan krisis Ukraina.