Ekspor Cina Ganggu Indeks Saham Dunia  

Reporter

Selasa, 11 Maret 2014 10:41 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks saham regional Asia diperkirakan akan merosot bersamaan dengan rilis laporan melebarnya defisit perdagangan Cina. Saham regional Asia kemungkinan mengikuti tren penurunan di Wall Street, yang juga terkena dampak melemahnya ekspor Cina. (Baca: Ekspor Cina Merosot, Harga Minyak Dunia Melorot ).

Pada penutupan perdagangan Senin, 10 Maret 2014 waktu New York, Indeks Dow Jones turun 33,43 poin (0,20%) ke level 16.419,29. Indeks S&P 500 menipis 0,86 poin (0,05%) ke level 1.877,18, sedangkan Indeks Komposit Nasdaq berkurang 1,77 poin (0,04%) ke level 4.334,44. Selain terpengaruh kondisi Cina, saham di Wall Street merosot karena sentimen negatif yang menerpa produsen pesawat Boeing Company setelah hilangnya pesawat Malaysia Airlines. (Baca:Musibah Malaysia Airlines, Saham Boeing Jeblok).

Namun, perhatian utama investor tetap tertuju pada ekspor Cina yang dikabarkan anjlok 18 persen pada Februari. Defisit neraca perdagangan Cina mencapai US$ 22,98 juta pada Februari 2014. "Ada alasan untuk lebih berhati-hati di pasar. Hanya ada sedikit peluang untuk mendapatkan keuntungan," kata Kepala Alokasi Aset ING Investment Management, Paul Zemsky, dikutip dari Reuters pada Selasa, 11 Maret 2014.

Selain saham Boeing yang turun 1,3 persen, saham-saham lainnya, yakni Freeport McMoran Copper & Gold (FCX.N) kehilangan 2,5 persen menjadi US$ 31,33. Penurunan ini membawa saham Freeport ke level terendah selama lebih dari delapan bulan. Saham Facebook (FB.O) mencapai rekor intraday dari US$ 72,15 setelah UBS menaikkan target harga di online media sosial raksasa sampai US$ 90, dari US$ 72. Saham Facebook ditutup naik 3,2 persen pada US$ 72,03 .

AYU PRIMA SANDI

Berita Terpopuler
Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Pilot Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Hobi Simulasi
Kata Jokowi Soal Eks Tim Suksesnya di Proyek Busway
Terungkap, 'Penumpang Gelap' Malaysia Airlines







Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

41 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya