Yogya Berkampanye Cinta Produk Industri Rakyat  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 5 Maret 2014 17:57 WIB

Pekerja menunjukkan miniatur gitar pemusik-pemusik terkenal yang diproduksi di Industri Music Miniature, kelurahan Sorogenen, kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta, Senin (7/1). Kerajinan berbahan kayu mahoni ini mampu memproduksi hingga 1000 miniatur gitar dalam berbagai bentuk untuk diekspor ke pasar Amerika Serikat dengan harga eceran 30-40 dollar amerika. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lembaga Ombudsman Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta berkampanye agar masyarakat agar mencintai produk usaha mikro, kecil, dan menengah. Lembaga itu meluncurkan buku tentang pemberdayaan UMKM bertajuk "100 Persen Jogja Banget" di gedung perwakilan Bank Indonesia, Rabu, 5 Maret 2014.

Buku itu ditulis oleh pelaku UMKM dan akademikus sejumlah universitas di Yogyakarta. Beberapa di antaranya adalah Amir Panzuri, Direktur Asosiasi Pemasaran Industri Kerajinan Rakyat Indonesia atau Apikri, Fair Trade and Comdevt Organization dan Direktur Eksekutif Pusat Hak Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

LOS DIY pada 2013 fokus terhadap persoalan UMKM dan jenis usaha yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang banyak. Data LOS DIY menunjukkan sektor UMKM mampu menyerap 76,55 juta tenaga kerja atau 99,5 persen dari total angkatan kerja. Selain itu, UMKM juga menyumbang dalam produk domestik bruto atau PDB, yakni 55,3 persen dari total PDB.

Penulis buku, Amir Panzuri, mengatakan Yogyakarta harus bersiap kebanjiran produk dari luar Indonesia. Ini tidak bisa dihindari akibat era keterbukaan ekonomi. Pelaku ekonomi di Yogyakarta harus memperkuat kemampuannya agar tidak kehilangan pasar. “Masyarakat jangan jadi penonton,” kata dia.

Ia mengatakan solusi untuk mengatasi persoalan itu adalah pengorganisasian UMKM. Pengorganisasian ini memperkuat UMKM dengan jaminan dan kepastian pasar. Ia mencontohkan kelompok usaha yang berhasil menggorganisasi dengan baik adalah Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta atau PASTHY dan Pasar Klitikan atau Pasar Tiban.

Menurut dia, Pasar Klitikan Yogyakarta lambat laun berkembang. Pelaku usahanya berasal dari Yogyakarta, Sleman, Kulonprogo. “Pasar Tiban ini tumbuh dan berkembang tanpa diorganisir,” kata dia.

SHINTA MAHARANI







Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

11 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

52 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya