Rights Issue Garuda Diperkirakan Sepi Peminat  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Sabtu, 22 Februari 2014 06:14 WIB

Garuda Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO , Jakarta -- Analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, memperkirakan bahwa penerbitan saham baru (rights issue) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak akan berjalan mulus. Karakter industri penerbangan dan kinerja maskapai yang belum maksimal dinilai bakal menjadi tantangan terbesar.

“Kendala Garuda adalah dari industri dan kinerjanya. Jadi sulit terserap seluruhnya kalau tidak ada pembeli siaga," kata Kiswoyo ketika dihubungi 21 Februari 2014. (Baca juga : Penumpang Garuda dan Kalstar di Solo Melonjak)

Apabila tidak ada pembeli siaga, menurut dia, saham Garuda hanya akan terserap 50 persen. Apalagi, maskapai nasional tersebut belum melakukan lindung nilai (hedging) untuk bahan bakar, sehingga struktur biayanya masih tinggi.

Dalam paparan prospektusnya kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum terbatas I (rights issue) akan digunakan untuk mengembangkan armada baru. Dana yang berhasil dihimpun juga akan digunakan untuk modal kerja. “Sekitar 80 persen dana yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan armada baru,” tutur Emirsyah. (Lihat juga : Cara Garuda Cegah Kerusakan Pesawat dari Abu Kelud)

Menurut dia, perseroan menawarkan 3,227 miliar saham biasa atas nama seri B dengan nilai nominal Rp 459 per saham, sedangkan harga pelaksanaan tercatat Rp 460-500 per lembar saham. Walhasil, nilai dana hasil penjualan saham baru mencapai Rp 1,48-1,61 triliun.

Disebutkan bahwa setiap pemegang 701.409 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 4 April 2014, pukul 16.00 WIB, berhak atas 100 ribu hak memesan efek terlebih dulu (HMETD). Setiap satu HMETD membuat sang pemegang berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan yang telah ditetapkan. (Berita lain : Ketepatan Terbang Batik Air Paling Tinggi)

Sebelumnya, sepanjang 2013, laba bersih Garuda tercatat anjlok sekitar 90,02 persen, dari US$ 110,59 juta pada 2012 menjadi US$ 11,03 juta. Sebaliknya, beban usaha maskapai naik menjadi US$ 3,7 miliar dari US$ 3,29 miliar pada 2012. Pada periode yang sama, beban akibat selisih kurs tercatat sebesar US$ 47,92 juta. Angka ini lima kali lipat beban pada periode sebelumnya.

ANNDA PUTRI | AYU CIPTA

Terpopuler :

Indosat Klaim Sudah Antisipasi Penyadapan

Indosat Yakin Ancaman Tifatul Tak Terbukti

Trik Jokowi Menggaet Foxconn

Banyak Perusahaan Batu Bara Belum Berstatus CNC

Lima Transaksi Jumbo di Lembah Silikon

Berita terkait

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).

Baca Selengkapnya

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

20 Desember 2022

Garuda Terima Suntikan Pemerintah Rp 7,5 Triliun, Duit Dipakai untuk Restorasi Pesawat

Pada April lalu, bos Garuda menekankan PMN tidak akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan.

Baca Selengkapnya

Garuda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

20 Desember 2022

Garuda Terima PMN Rp 7,5 Triliun, Restrukturisasi Ditargetkan Selesai Akhir Tahun

Pemerintah mengucurkan PMN Rp 7,5 triliun kepada Garuda setelah perusahaan maskpai itu lolos penundaan kewajiban pembayawan utang (PKPU).

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan

6 Desember 2022

Bos Garuda Ingin PMN Rp 7,5 Triliun Segera Cair Agar Bisa Tambah Pesawat dan Karyawan

Pemerintah akan mengucurkan PMN kepada Garuda senilai Rp 7,5 triliun pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali

11 November 2022

Jelang KTT G20, Garuda Optimalkan Kelancaran Operasional Penerbangan di Bali

Masyarakat diimbau secara berkala melakukan pengecekan jadwal penerbangan, khususnya pada periode gelaran KTT G20.

Baca Selengkapnya

Garuda Yakin Bakal Kantongi Tambahan Modal Rp 14,4 Triliun dari Rights Issue

20 Oktober 2022

Garuda Yakin Bakal Kantongi Tambahan Modal Rp 14,4 Triliun dari Rights Issue

Dalam aksi korporasi itu, Garuda akan melaksanakan rights issue sebanyak dua kali.

Baca Selengkapnya

Garuda Geber Pendapatan dari Bisnis Kargo Usai Jumlah Penumpang Tergerus

20 Oktober 2022

Garuda Geber Pendapatan dari Bisnis Kargo Usai Jumlah Penumpang Tergerus

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui perseroan sempat lesu darah lantaran pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Blak-blakan Kondisi Terakhir Keuangan Perusahaan Setelah Lolos PKPU

20 Oktober 2022

Bos Garuda Blak-blakan Kondisi Terakhir Keuangan Perusahaan Setelah Lolos PKPU

Mulai September 2021, menurut Irfan, sebenarnya Garuda Indonesia sudah mampu memperkecil gap antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan.

Baca Selengkapnya

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

17 Oktober 2022

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.

Baca Selengkapnya

Garuda Tambah Frekuensi Penerbangan Rute Domestik Mulai Oktober 2022

5 Oktober 2022

Garuda Tambah Frekuensi Penerbangan Rute Domestik Mulai Oktober 2022

Irfan mengungkapkan penambahan frekuensi Garuda dilaksanakan secara bertahap melalui serangkaian evaluasi.

Baca Selengkapnya