Warga berjalan di antara kebun tebu di Wates, Jogjakarta, Sabtu (15/2). Abu vulkanik berdampak juga pada bidang pertanian dan perkebunan. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO,Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Soemitro Samadikun mengatakan belum mengetahui total kerusakan tanaman tebu petani akibat letusan Gunung Kelud. Jika lahan pertanian rusak berat, kata dia, tentu petani berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
Menurutnya, tanaman tebu di kawasan kaki Gunung Kelud tersebar di lahan seluas 1.000-2.000 hektare. "Kami lihat kerusakan yang ada. Kami berharap ada bantuan pemerintah," kata Soemitro Samadikun ketika dihubungi Tempo, 16 Februari 2014.
Informasi yang dia terima menyebutkan kebanyakan tanaman tebu terpapar debu vulkanik. Dia mengatakan banyak batang tebu yang patah akibat dihujani debu, namun menurut dia ini bukan masalah yang terlalu besar. Kini tanaman-tanaman tebu mulai berangsur-angsur bersih karena guyuran hujan.
Ia justru khawatir dengan kemungkinan banjir lahar dingin yang mengenai tanaman tebu dengan turunnya hujan. Ia berharap hujan yang membersihkan tanaman tebu dapat membuat debu tersebut terserap ke dalam tanah dan menjadi materi penyubur tanah.